The Brown Eyed Angel
The Imperfect of Story
The Imperfect of Story
Judul :
The Brown Eyed Angel, The Imperfect of Story
Tokoh : Kyuhyun, Kim Rin (Kamu), dan Yesung
Tokoh : Kyuhyun, Kim Rin (Kamu), dan Yesung
Ost : 7 Years of
Love – Kyuhyun Super Junior
Sore itu aku tengah duduk di sebuah batu besar di tepi
danau, danau itu bernama danau ginko, kerlipan cahaya senja memanjakan
mataku, angin sore yang sejuk terus saja bertiup ke arahku, aku tersipu karna
guguran daun ginko berwarna kuning beriringan menerpai tubuhku. Saat itu aku
begitu menikmati kesendirianku.
Ada suatu kejadian yang membuatku selalu datang ke danau
indah ini. Jika
hatiku tengah bersedih atau sebaliknya, jika aku merasa kesepian, jika aku
merasa tak ada yang memperdulikan aku, dan jika kakak ku tak bisa menemaniku,
danau inilah tempatku berbagi.
Jujur, aku tak bisa bahkan tak akan pernah bisa melupakan semua kenangan yang tlah terjadi antara aku dengan nya. Aku memang seperti orang bodoh yang selalu berharap ia kembali, aku selalu berharap kami akan bertemu lagi di sini, sama seperti 7 tahun lalu.
Jujur, aku tak bisa bahkan tak akan pernah bisa melupakan semua kenangan yang tlah terjadi antara aku dengan nya. Aku memang seperti orang bodoh yang selalu berharap ia kembali, aku selalu berharap kami akan bertemu lagi di sini, sama seperti 7 tahun lalu.
*Flasback*
“Haaaaaah !!! tak ada yang perduli padaku. Semuanya pergi
kencan dengan pacar mereka masing-masing” gumamku sambil membuang HP ke bantal,
aku merebahkan badanku di atas ranjang, fikiranku telah di buat kesal oleh
teman-temanku yang lebih memilih kencan dari pada menemani temannya yang jomblo
sepertiku.
“Rin....?” sayup-sayup suara seperti memanggilku, namun aku abaikan.
“ Rin...? Oiy Rin! Kau melamun lagi?!” ternyata itu suara big head kakak ku Yesung yang telah berdiri di depan pintu kamarku
“ah, tidak oppa” jawabku sambil bangun dari tidurku,
“apanya yang tidak? Jelas sekali kau tak mendengarkan suaraku tadi” tepisnya.
“aaah sudah lah oppa, lupakan! Ada apa oppa memanggilku?” tanyaku, Kak Yesung masuk kamar dan mendekatiku
“Rin, tolong antarkan kue beras kerumah bibi Miho, ya?!” kakak menyuruhku mengantarkan kue beras ke rumah bibi, aku ingat seminggu lalu bibi Miho pernah berkata jika dia ingin sekali makan kue beras. “Kenapa kakak tidak pergi sendiri saja?” jawabku malas.
“tolong ya Rin sayang, aku tidak bisa. Karna aku ada urusan penting di luar” rayunya sambil mencubit pipiku. Karna aku sedang malas, dan aku sedang kesal, aku berniat menolak perintahnya.
“maaf ya oppa, aku tidak bis....s...s” aiist mulutku langsung berhenti berkata-kata saat melihat ke arah kakak, Kak Yesung telah menampakan tatapan dinginnya padaku, matanya sayup tapi tajam menatapku, kamfret,dia sedang mengancamku. “Ba-baiklah aku pergi oppa” aku langsung berubah fikiran dan mendaratkan senyuman damai padanya.
Dengan bersepedah aku mengantarkan kue beras ke rumah bibi Miho yang berjarak 600 m dari rumahku. Sesampainya disana aku menyerahkan titipan kakak pada bibi Miho, dia terlihat senang, dia pun menitipkan salam untuk kakak. Dan aku pun bergegas pulang. Di tengah perjalan pulang, tiba-tiba aku ingin mampir sebentar di sebuah danau di sekitar tempat tinggal kami. Danau itu bernama danau Ginko, karna di sana terdapat pohon-pohon ginko yang indah.
Aku sandarkan sepedahku di salah satu pohon ginko di tepi danau, aku pun melangkahkankan kaki mendekati bibir danau. Setelah sampai di bibir danau, aku diam berdiri menatap kilauan air danau ginko, perasan kesal dan sepi menyeruak di benakku. Sekilas aku teringat kemabali sindiran teman-temanku yang seolah mengejekku. Bagi mereka aku wanita aneh yang betah sekali menjomblo.
“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakhh” ku berteriak mengeluarkan segunduk kesal di dadaku.
“Kenapa? Kenapa hanya aku Tuhan yang belum mempunyai pasangan? Aku juga ingin bersama orang yang sangat mencintaiku, yang bisa membagi sedihku padanya, makan malam bersama, pergi ke fan coffe, ke bioskop atau ke taman ria, seperti teman-temanku yang lain.
Kenapa, hanya aku yang sendiri? Umurku sudah 20 tahun, tapi aku belum pernah berpacaran sekali pun! Semua mengejekku... huu huu” entah kenapa aku begitu sedih saat itu. “bodoh! Kenapa aku harus menangis?!” gumamku sambil menghapus air mata di pipiku. Aku membalikan badan membelakangi air danau, ku rasakan sebuah batu menggangu kakiku, seketika itu ku tendang kuat-kuat batu di bawahku.
*Tuuk!!!* bunyi sesuatu yang keras, aku memperhatikan arah jatuh batu yang ku tendang tadi. Aku heran ada yang bergerak-gerak di balik rerumputan, karna rasa penasaranku aku bergegas melihatnya. “aah, joesonghabnida kura-kura kecil, sungguh aku tak sengaja” ternyata batu yang ku tendang tadi mengenai seekor kura-kura darat yang kecil. Aku semakin shock saat melihat tangan kanan kura-kura itu berdarah, aku pun membawanya pulang.
“Rin....?” sayup-sayup suara seperti memanggilku, namun aku abaikan.
“ Rin...? Oiy Rin! Kau melamun lagi?!” ternyata itu suara big head kakak ku Yesung yang telah berdiri di depan pintu kamarku
“ah, tidak oppa” jawabku sambil bangun dari tidurku,
“apanya yang tidak? Jelas sekali kau tak mendengarkan suaraku tadi” tepisnya.
“aaah sudah lah oppa, lupakan! Ada apa oppa memanggilku?” tanyaku, Kak Yesung masuk kamar dan mendekatiku
“Rin, tolong antarkan kue beras kerumah bibi Miho, ya?!” kakak menyuruhku mengantarkan kue beras ke rumah bibi, aku ingat seminggu lalu bibi Miho pernah berkata jika dia ingin sekali makan kue beras. “Kenapa kakak tidak pergi sendiri saja?” jawabku malas.
“tolong ya Rin sayang, aku tidak bisa. Karna aku ada urusan penting di luar” rayunya sambil mencubit pipiku. Karna aku sedang malas, dan aku sedang kesal, aku berniat menolak perintahnya.
“maaf ya oppa, aku tidak bis....s...s” aiist mulutku langsung berhenti berkata-kata saat melihat ke arah kakak, Kak Yesung telah menampakan tatapan dinginnya padaku, matanya sayup tapi tajam menatapku, kamfret,dia sedang mengancamku. “Ba-baiklah aku pergi oppa” aku langsung berubah fikiran dan mendaratkan senyuman damai padanya.
Dengan bersepedah aku mengantarkan kue beras ke rumah bibi Miho yang berjarak 600 m dari rumahku. Sesampainya disana aku menyerahkan titipan kakak pada bibi Miho, dia terlihat senang, dia pun menitipkan salam untuk kakak. Dan aku pun bergegas pulang. Di tengah perjalan pulang, tiba-tiba aku ingin mampir sebentar di sebuah danau di sekitar tempat tinggal kami. Danau itu bernama danau Ginko, karna di sana terdapat pohon-pohon ginko yang indah.
Aku sandarkan sepedahku di salah satu pohon ginko di tepi danau, aku pun melangkahkankan kaki mendekati bibir danau. Setelah sampai di bibir danau, aku diam berdiri menatap kilauan air danau ginko, perasan kesal dan sepi menyeruak di benakku. Sekilas aku teringat kemabali sindiran teman-temanku yang seolah mengejekku. Bagi mereka aku wanita aneh yang betah sekali menjomblo.
“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakhh” ku berteriak mengeluarkan segunduk kesal di dadaku.
“Kenapa? Kenapa hanya aku Tuhan yang belum mempunyai pasangan? Aku juga ingin bersama orang yang sangat mencintaiku, yang bisa membagi sedihku padanya, makan malam bersama, pergi ke fan coffe, ke bioskop atau ke taman ria, seperti teman-temanku yang lain.
Kenapa, hanya aku yang sendiri? Umurku sudah 20 tahun, tapi aku belum pernah berpacaran sekali pun! Semua mengejekku... huu huu” entah kenapa aku begitu sedih saat itu. “bodoh! Kenapa aku harus menangis?!” gumamku sambil menghapus air mata di pipiku. Aku membalikan badan membelakangi air danau, ku rasakan sebuah batu menggangu kakiku, seketika itu ku tendang kuat-kuat batu di bawahku.
*Tuuk!!!* bunyi sesuatu yang keras, aku memperhatikan arah jatuh batu yang ku tendang tadi. Aku heran ada yang bergerak-gerak di balik rerumputan, karna rasa penasaranku aku bergegas melihatnya. “aah, joesonghabnida kura-kura kecil, sungguh aku tak sengaja” ternyata batu yang ku tendang tadi mengenai seekor kura-kura darat yang kecil. Aku semakin shock saat melihat tangan kanan kura-kura itu berdarah, aku pun membawanya pulang.
*Sesampainya
di rumah*
“Aku heran mengapa tangannya sampai berdarah? Padahal kulit kura-kura kan keras, apa lebih keras tendanganku tadi?” heranku sambil mengobati kura-kura kecil itu. Aku memberinya obat merah dan memferban tangan kura-kura itu. Setelah itu, aku bergegas menuju dapur menyiapkan makan malam untuk kakak.
“aku pulang Rin” kakaku telah pulang dari urusanya yang tadi siang ia bilang begitu penting.
“Aah, akhirnya kau pulang oppa. Makan malam sudah siap, ayo kita makan” tawarku sembari menggandeng lengannya. Tak lupa, aku juga memberi kura-kura tadi sayuran segar agar ia makan.
Usai makan malam, seperti biasa kami menonton tv bersama. Kakak tak mau mengalah jika sudah memegang remot tv kami sering berebut remot tv di rumah.
“heey.. kura-kura siapa ini? Kenapa ada kura-kura di rumah ini?” kakak kaget saat melihat kura-kura itu berjaan mendekati kami yang sedang asyik menonton kartun Naruto.
“itu punyaku oppa, aku tak sengaja menendang batu dan mengenainya. Jadi aku bawa dia pulang” jawabku. “apa boleh untuk ku Rin? Dia sangat lucu he he”pintanya sambil mengangkat kura-kura itu dari bawah lantai. “mana boleh begitu! Dia milikku!” tegasku.
“Kau tahu oppa? Aku memberikan nama Kyuhyun untuknya” kataku sambil mengambil kura-kura itu dari tangan oppa.
“eh, apa nama itu tidak terlalu bagus? Kenapa tidak memberinya nama ttathuming saja?” saranya
“Ah, tidak! Kyuhyun lebih bagus. Aku suka nama itu oppa hi hi” jawabku sambil memeluk kyuhyun.
“Aku heran mengapa tangannya sampai berdarah? Padahal kulit kura-kura kan keras, apa lebih keras tendanganku tadi?” heranku sambil mengobati kura-kura kecil itu. Aku memberinya obat merah dan memferban tangan kura-kura itu. Setelah itu, aku bergegas menuju dapur menyiapkan makan malam untuk kakak.
“aku pulang Rin” kakaku telah pulang dari urusanya yang tadi siang ia bilang begitu penting.
“Aah, akhirnya kau pulang oppa. Makan malam sudah siap, ayo kita makan” tawarku sembari menggandeng lengannya. Tak lupa, aku juga memberi kura-kura tadi sayuran segar agar ia makan.
Usai makan malam, seperti biasa kami menonton tv bersama. Kakak tak mau mengalah jika sudah memegang remot tv kami sering berebut remot tv di rumah.
“heey.. kura-kura siapa ini? Kenapa ada kura-kura di rumah ini?” kakak kaget saat melihat kura-kura itu berjaan mendekati kami yang sedang asyik menonton kartun Naruto.
“itu punyaku oppa, aku tak sengaja menendang batu dan mengenainya. Jadi aku bawa dia pulang” jawabku. “apa boleh untuk ku Rin? Dia sangat lucu he he”pintanya sambil mengangkat kura-kura itu dari bawah lantai. “mana boleh begitu! Dia milikku!” tegasku.
“Kau tahu oppa? Aku memberikan nama Kyuhyun untuknya” kataku sambil mengambil kura-kura itu dari tangan oppa.
“eh, apa nama itu tidak terlalu bagus? Kenapa tidak memberinya nama ttathuming saja?” saranya
“Ah, tidak! Kyuhyun lebih bagus. Aku suka nama itu oppa hi hi” jawabku sambil memeluk kyuhyun.
***
Lampu kamar sudah aku matikan, aku merbaring di atas
ranjangku dengan selimut kesayanganku. Namun hingga jam 1 malam mataku masih
terbuka, aku tidak bisa tidur. T,T
Perasaanku gelisah, hatiku tak tenang , malam ini begitu berbeda dari malam-malam sebelumya rasanya dingin senyap, bukan, itu bukan dari AC kamarku. Aku bangun dari tidurku, aku duduk di atas ranjang dan memperhatikan sekelilingku.
Dan tak lama...
*Wuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuush....Wuuuuuuuuuuuuuuush...Wuuuuuush* Aku kaget mendengar suara aneh itu, aku pegangi dadaku dan jantungku berdebar kencang. Mataku mencari-cari dari mana asal suara itu, kemudian aku terheran-heran meliat cahaya biru bersinar dari tubuh kura-kura kecilku kyuhyun, ternyata suara itu pun berasal darinya. Dengan perasaan takut aku mendekati kyuhyun, tak ku sangka cahaya itu malah kian membesar dan “Kyaaaaaaaaa” jeritu, aku jatuh terduduk karna terpental oleh sesuatu. Tangan kiriku menutupi mukaku dari cahaya yang terang itu, dari sela-sela jariku aku melihat sesosok makhluk bertubuh tinggi, aku lihat bajunya berwarna putih.
“Apa itu hantu?” tanyaku dalam hati. Perasaan takut menyeruak di tubuhku, aku tak percaya pada apa yang aku lihat saat ini.
*Srrak...ssrrak* suara langkahnya yang mendekat ke arahku. Rasanya aku ingin berteriak namun bibirku kaku, berulang kali aku mencoba untuk berdiri namun kakiku lemas hingga aku terduduk kemabli.
“Si-siapa kau?” tanyaku menggigil, sambil berusaha menjauhinya. Namun dia tak menjawab. Aku terus menjauhinya hingga aku tetpojok pada tembok.
“Ja-jangan mendekat! Jangan mendekat kataku!!!” Makluk itu tak mendengarkan apa kataku, ia terus saja melangkah mendekatiku. Tubuhku kaku ketakutan saat dia berdiri di depakku. “Ja-jangan makan aku, aku mohon” aku memohon sambil memejamkan mataku.
Beberapa saat kemudian, sesungguhnya aku heran karna tak terjadian apa-apa padaku, aku fikir dia akan mencekik leherku, aku hanya mendengar nafas yang terengah-engah di depanku.
Lalu aku memberanikan diri membuka mataku pelan-pelan. ya Tuhaaaaan... ternyata makhluk itu sudah terduduk tepat di depanku, saat itu juga aku terdiam “Makhluk apa ini yang tengah duduk di depanku, dia begitu tampan” bisik hatiku. Ia sunggh tampan, aku belum pernah melihat wajah yang seperti itu. Dia memandangku, aku begitu jelas melihat matanya yang tampak berbinar, berwarna coklat. Jujur itu sangat indah. Rambutnya berwarna coklat kemilau, dan wajahnya amat bersih.
“aaaagrr...” rintihnya membuyarkan kagumku, wajahnya tampak meringis jelas sekali ia menahan sesuatu, tangan kirinya memegangi bahu kanannya. “A-apa kau baik-baik saja?” tanyaku ragu, dia tak menjawab, yang ku dengar hanya nafasnya yang makin terengah-engah.
*Bruuug* Astaga, dia terkulai pingsan di pangkuanku.
Kemudian setelah sesaat aku terdiam, Aku papah sekuat tenaga tubuh itu ke ranjang tidurku. Aku rebahkan dia di sana, aku mengambil minyak angin di meja riasku untuk membangunkanya, namun dia tak mau bangun. “h-hey......... bangunlah” kataku sambil sedikit menggoyang-goyangkan lengannya, namun ia masih tak mau bangun. Aku hanya bisa duduk disamping tubuhnya dan menunggunya sampai bangun. Sungguh entah perasaan apa yang ada di benakku saat itu, aku begitu tenang disampingnya, mataku terus memandangi wajahnya itu, tak lama tanganku tergerak menyematkan rambut yang hampir menutupi kelopak matanya, alisnya nampak panjang berwarna coklat pekat, aku membelai alisnya dengan jemariku. Ya Tuhan jantungku berdegup amat kencang. Perasaan apa ini? Aku merasakan perasaan yang belum pernah aku rasakan.
Tak lama perlahan ia membuka matanya, syukurlah akhirnya ia sadar. Dia memperhatikan sekelilingnya aku tahu dia sedikit bingung. Namun perhatiannya terhenti saat dia melihatku, dia malah terus memandangku, “Eh....?” aku sedikit heran melihat dia tersenyum, Aku tak menyangka dia akan melempar senyum padaku, Ya Tuhaaaaan itu malah buatku membeku, makluk ini begitu manis.
Perasaanku gelisah, hatiku tak tenang , malam ini begitu berbeda dari malam-malam sebelumya rasanya dingin senyap, bukan, itu bukan dari AC kamarku. Aku bangun dari tidurku, aku duduk di atas ranjang dan memperhatikan sekelilingku.
Dan tak lama...
*Wuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuush....Wuuuuuuuuuuuuuuush...Wuuuuuush* Aku kaget mendengar suara aneh itu, aku pegangi dadaku dan jantungku berdebar kencang. Mataku mencari-cari dari mana asal suara itu, kemudian aku terheran-heran meliat cahaya biru bersinar dari tubuh kura-kura kecilku kyuhyun, ternyata suara itu pun berasal darinya. Dengan perasaan takut aku mendekati kyuhyun, tak ku sangka cahaya itu malah kian membesar dan “Kyaaaaaaaaa” jeritu, aku jatuh terduduk karna terpental oleh sesuatu. Tangan kiriku menutupi mukaku dari cahaya yang terang itu, dari sela-sela jariku aku melihat sesosok makhluk bertubuh tinggi, aku lihat bajunya berwarna putih.
“Apa itu hantu?” tanyaku dalam hati. Perasaan takut menyeruak di tubuhku, aku tak percaya pada apa yang aku lihat saat ini.
*Srrak...ssrrak* suara langkahnya yang mendekat ke arahku. Rasanya aku ingin berteriak namun bibirku kaku, berulang kali aku mencoba untuk berdiri namun kakiku lemas hingga aku terduduk kemabli.
“Si-siapa kau?” tanyaku menggigil, sambil berusaha menjauhinya. Namun dia tak menjawab. Aku terus menjauhinya hingga aku tetpojok pada tembok.
“Ja-jangan mendekat! Jangan mendekat kataku!!!” Makluk itu tak mendengarkan apa kataku, ia terus saja melangkah mendekatiku. Tubuhku kaku ketakutan saat dia berdiri di depakku. “Ja-jangan makan aku, aku mohon” aku memohon sambil memejamkan mataku.
Beberapa saat kemudian, sesungguhnya aku heran karna tak terjadian apa-apa padaku, aku fikir dia akan mencekik leherku, aku hanya mendengar nafas yang terengah-engah di depanku.
Lalu aku memberanikan diri membuka mataku pelan-pelan. ya Tuhaaaaan... ternyata makhluk itu sudah terduduk tepat di depanku, saat itu juga aku terdiam “Makhluk apa ini yang tengah duduk di depanku, dia begitu tampan” bisik hatiku. Ia sunggh tampan, aku belum pernah melihat wajah yang seperti itu. Dia memandangku, aku begitu jelas melihat matanya yang tampak berbinar, berwarna coklat. Jujur itu sangat indah. Rambutnya berwarna coklat kemilau, dan wajahnya amat bersih.
“aaaagrr...” rintihnya membuyarkan kagumku, wajahnya tampak meringis jelas sekali ia menahan sesuatu, tangan kirinya memegangi bahu kanannya. “A-apa kau baik-baik saja?” tanyaku ragu, dia tak menjawab, yang ku dengar hanya nafasnya yang makin terengah-engah.
*Bruuug* Astaga, dia terkulai pingsan di pangkuanku.
Kemudian setelah sesaat aku terdiam, Aku papah sekuat tenaga tubuh itu ke ranjang tidurku. Aku rebahkan dia di sana, aku mengambil minyak angin di meja riasku untuk membangunkanya, namun dia tak mau bangun. “h-hey......... bangunlah” kataku sambil sedikit menggoyang-goyangkan lengannya, namun ia masih tak mau bangun. Aku hanya bisa duduk disamping tubuhnya dan menunggunya sampai bangun. Sungguh entah perasaan apa yang ada di benakku saat itu, aku begitu tenang disampingnya, mataku terus memandangi wajahnya itu, tak lama tanganku tergerak menyematkan rambut yang hampir menutupi kelopak matanya, alisnya nampak panjang berwarna coklat pekat, aku membelai alisnya dengan jemariku. Ya Tuhan jantungku berdegup amat kencang. Perasaan apa ini? Aku merasakan perasaan yang belum pernah aku rasakan.
Tak lama perlahan ia membuka matanya, syukurlah akhirnya ia sadar. Dia memperhatikan sekelilingnya aku tahu dia sedikit bingung. Namun perhatiannya terhenti saat dia melihatku, dia malah terus memandangku, “Eh....?” aku sedikit heran melihat dia tersenyum, Aku tak menyangka dia akan melempar senyum padaku, Ya Tuhaaaaan itu malah buatku membeku, makluk ini begitu manis.
“Si-siapa kau sebenarnya?” tanyaku gugup,
“Aku?” Dia malah berbalik bertanya padaku,
“Tentu saja, kau. Memangnya selain kau, siapa lagi yang ada di sini?” tegasku, dia malah menengok ke kanan dan ke kiri, sepertinya dia ingin mencari tahu bahwa memang tak ada siapa-siapa lagi selain dia. “aku bahkan tidak tahu, sekarang aku ini siapa” jawabnya pelan, sambil menundukan wajahnya, ia nampak begitu sedih, “ke-kenapa bisa seperti itu, lalu siapa nama mu?” tanya ku lagi. “Bukakah kau memanggilku, kyuhyun? Panggil nama itu saja”, “Pasrah amat?” jawabku. dia tak berkomentar, dia malah memamerkan senyumnya. Omo, lagi-lagi aku di buatnya membeku.
Tak lama dia menundukan wajahnya lagi, raut wajahnya berubah murung,
“Sebelum ini, aku adalah seorang malaikat yang tinggal di langit, tapi enatah mengapa aku di sebut evil? Aku tidak tahu, kalau keisenganku terhadap sodara-sodara sebangsa malaikat akan membuatku di sebut seperti itu. Dewi Langit pun marah padaku, sampai-sampai aku di turukan ke bumi dan di titipkan pada Dewi Bumi menjadi kura-kura yang bertugas menjaga danau ginko. Kalau boleh jujur, aku tidak bermaksud jahat pada yang lain, hanya saja aku ingin bercanda dan lebih akbrab dengan yang lain, hanya itu” Aku tak bisa berkomentar tentang cerita yang ia katakan, aku masih bingung dengan semua ini, kenapa dia tiba-tiba muncul? Dari mana asalnya? Dan siapa dia? Jujur aku masih bingung, apa aku tengah bermimpi? Namun saat itu aku hanya ingin membuat ia merasa lebih tenang, wajahnya nampak sedih dan kesepian, aku tak suka melihatnya.
“emm, Dewi langit pasti akan melihat penyesalan dan ketulusanmu. Pasti suatu hari Dewi Langit akan memanggilmu pulang kembali. Dia ingin kau lebih baik lagi. Aku punya kakak yang sangat menyayangiku, kami akan saling merindukan satu sama lain bila berpisah sebentar saja. Pasti itu juga yang di rasakan sodara-sodaramu sebangsa malaikat, mereka pasti membujuk Dewi Langit supaya mau memaafkanmu. Menurutku seperti itu, apa kau sependapat denganku? Jika kau sependapat, tolong jangan tunjukan lagi wajah sedih mu itu... hee” ucapku sambil mengajaknya tersenyum. Aku heran dia hanya terdiam dan menatapku, jujur saja aku gugup bila dia mulai menatap mataku. Apa dia mengerti kata-kataku tadi?
“Rin.....?” panggilnya. ‘eh? ternyata dia tahu namaku’ gumamku dalam hati “Yaak” sahutku
“Gomawo Rin, terimakasih karna kau membuat perasaanku lega” ucapnya sambil tersenyum lebar padaku. Ya Tuhan, aku tersipu di buatnya dia selalu membuatku tak karuan seperti ini.
“Rin....?” dia memanggilku lagi, Aku pun menoleh ke arahnya. “di sebelah sini, sakit sekali...”ucapnya sambil memeganggi bahu kananya. Aku jadi ingat, aku telah melukainya di danau tadi sore.
“Aku?” Dia malah berbalik bertanya padaku,
“Tentu saja, kau. Memangnya selain kau, siapa lagi yang ada di sini?” tegasku, dia malah menengok ke kanan dan ke kiri, sepertinya dia ingin mencari tahu bahwa memang tak ada siapa-siapa lagi selain dia. “aku bahkan tidak tahu, sekarang aku ini siapa” jawabnya pelan, sambil menundukan wajahnya, ia nampak begitu sedih, “ke-kenapa bisa seperti itu, lalu siapa nama mu?” tanya ku lagi. “Bukakah kau memanggilku, kyuhyun? Panggil nama itu saja”, “Pasrah amat?” jawabku. dia tak berkomentar, dia malah memamerkan senyumnya. Omo, lagi-lagi aku di buatnya membeku.
Tak lama dia menundukan wajahnya lagi, raut wajahnya berubah murung,
“Sebelum ini, aku adalah seorang malaikat yang tinggal di langit, tapi enatah mengapa aku di sebut evil? Aku tidak tahu, kalau keisenganku terhadap sodara-sodara sebangsa malaikat akan membuatku di sebut seperti itu. Dewi Langit pun marah padaku, sampai-sampai aku di turukan ke bumi dan di titipkan pada Dewi Bumi menjadi kura-kura yang bertugas menjaga danau ginko. Kalau boleh jujur, aku tidak bermaksud jahat pada yang lain, hanya saja aku ingin bercanda dan lebih akbrab dengan yang lain, hanya itu” Aku tak bisa berkomentar tentang cerita yang ia katakan, aku masih bingung dengan semua ini, kenapa dia tiba-tiba muncul? Dari mana asalnya? Dan siapa dia? Jujur aku masih bingung, apa aku tengah bermimpi? Namun saat itu aku hanya ingin membuat ia merasa lebih tenang, wajahnya nampak sedih dan kesepian, aku tak suka melihatnya.
“emm, Dewi langit pasti akan melihat penyesalan dan ketulusanmu. Pasti suatu hari Dewi Langit akan memanggilmu pulang kembali. Dia ingin kau lebih baik lagi. Aku punya kakak yang sangat menyayangiku, kami akan saling merindukan satu sama lain bila berpisah sebentar saja. Pasti itu juga yang di rasakan sodara-sodaramu sebangsa malaikat, mereka pasti membujuk Dewi Langit supaya mau memaafkanmu. Menurutku seperti itu, apa kau sependapat denganku? Jika kau sependapat, tolong jangan tunjukan lagi wajah sedih mu itu... hee” ucapku sambil mengajaknya tersenyum. Aku heran dia hanya terdiam dan menatapku, jujur saja aku gugup bila dia mulai menatap mataku. Apa dia mengerti kata-kataku tadi?
“Rin.....?” panggilnya. ‘eh? ternyata dia tahu namaku’ gumamku dalam hati “Yaak” sahutku
“Gomawo Rin, terimakasih karna kau membuat perasaanku lega” ucapnya sambil tersenyum lebar padaku. Ya Tuhan, aku tersipu di buatnya dia selalu membuatku tak karuan seperti ini.
“Rin....?” dia memanggilku lagi, Aku pun menoleh ke arahnya. “di sebelah sini, sakit sekali...”ucapnya sambil memeganggi bahu kananya. Aku jadi ingat, aku telah melukainya di danau tadi sore.
***
“aaaaarg sakit! Pelan-pelan Rin!” rintihnya kesakita saat
bahunya kau obati. Jujur saat itu aku tak bisa menahan perasaanku, aku malu
melihat dia tak memakai kemeja putihnya.
*deeeg...deeeg...deg...deg* Ya Tuhan, jantungku benar-benar tak karuan. Aku memferban bahunya, aku tak menyangka luka yang tadi, ternyata makin besar ketika dia berubah menjadi manusia.
“nah sudah selesai, sekarang pakai bajumu!” kataku sembari membereskan kotak P3K. Dia pun memakai kembali kemejanya. Tak lama dia memanggilku lagi “Rin.....?”
“Hmmm?” sahutku sambil menaikan alis. “Aku lapar” jawabnya. Ya ampun polos sekali makluk ini mukanya tampak malu-malu.
*deeeg...deeeg...deg...deg* Ya Tuhan, jantungku benar-benar tak karuan. Aku memferban bahunya, aku tak menyangka luka yang tadi, ternyata makin besar ketika dia berubah menjadi manusia.
“nah sudah selesai, sekarang pakai bajumu!” kataku sembari membereskan kotak P3K. Dia pun memakai kembali kemejanya. Tak lama dia memanggilku lagi “Rin.....?”
“Hmmm?” sahutku sambil menaikan alis. “Aku lapar” jawabnya. Ya ampun polos sekali makluk ini mukanya tampak malu-malu.
Aku bersama kyuhyun mengendap-endap ke dapur. Aku tak mau
kak Yesung terbangun dan memergoki ku bersama kyuhyun. Sesampainya di
dapur kami duduk di meja makan, aku memberikanya sayuran
segar, tapi dia malah berkata “Aku tidak
suka sayur” pantas saja sayuran yang aku berikan sewaktu dia menjadi kura-kura tidaak
ia makan.
“nah, makanlah! Aku membuat ramen untukmu” tawarku sambil menyajika semangkuk ramen di atas meja.
“Yaaiks... aku tidak suka” tolaknya, dia menjulurkan lidahnya dan matanya menciut. Ekspersi yang membuatku tersenyum. Lalu aku bangun dari tempat duduku, untuk mencari makanan.
“Apa kau mau nasi goreng?” tawarku, namun dia hanya diam dalam bingung.
“emm... roti tawar? Atau kau mau makan nasi? Ah, aku buatkan kau bubur saja ya?.... Eh tunggu, ternyata ada kue beras, ternyata Yeppa menyisakan kue beras, aku fikir dia membeikan semuanya pada bibi Miho” dia masih tak menjawab, aku membalikan badanku ke arah meja makan.
“Eh, kemana dia?” aku heran dia tak ada di tepat duduknya.
“nah, makanlah! Aku membuat ramen untukmu” tawarku sambil menyajika semangkuk ramen di atas meja.
“Yaaiks... aku tidak suka” tolaknya, dia menjulurkan lidahnya dan matanya menciut. Ekspersi yang membuatku tersenyum. Lalu aku bangun dari tempat duduku, untuk mencari makanan.
“Apa kau mau nasi goreng?” tawarku, namun dia hanya diam dalam bingung.
“emm... roti tawar? Atau kau mau makan nasi? Ah, aku buatkan kau bubur saja ya?.... Eh tunggu, ternyata ada kue beras, ternyata Yeppa menyisakan kue beras, aku fikir dia membeikan semuanya pada bibi Miho” dia masih tak menjawab, aku membalikan badanku ke arah meja makan.
“Eh, kemana dia?” aku heran dia tak ada di tepat duduknya.
“ini enak, nyam nyam” ucap
kyuhyun di depan lemari es, dia sudah membuka lemari es dan memakan sebuah apel
merah.
*Keesokan harinya*
“aku pegi dulu oppa” pamitku pada kak yesung. Aku bergegas mengayunkan sepedah menuju danau, aku hendak mengantar kyuhyun yang sudah berubah menjadi kura-kura lagi. Semalam ia berpesan kalau aku harus mengantarkannya ke danau agar ia bisa menjalankan tugasnya menjaga danau ginko itu. Dia juga memberitahuku bahwa ia bisa berubah menjadi manusia apabila malam tlah tiba.
”hey, Rin mau kemana kau pagi-pagi begini? Riiiiiiiiiiiin....!” kak yesung berteriak di pintu pagar depan rumah. “iiist, anak itu. Dia mengacuhkanku” gumamnya.
“aku pegi dulu oppa” pamitku pada kak yesung. Aku bergegas mengayunkan sepedah menuju danau, aku hendak mengantar kyuhyun yang sudah berubah menjadi kura-kura lagi. Semalam ia berpesan kalau aku harus mengantarkannya ke danau agar ia bisa menjalankan tugasnya menjaga danau ginko itu. Dia juga memberitahuku bahwa ia bisa berubah menjadi manusia apabila malam tlah tiba.
”hey, Rin mau kemana kau pagi-pagi begini? Riiiiiiiiiiiin....!” kak yesung berteriak di pintu pagar depan rumah. “iiist, anak itu. Dia mengacuhkanku” gumamnya.
Sesampainya disana, aku meletakan kyuhyun di batu besar di
tepi danau, aku juga meletakan dua apel merah untuknya. “nah, kyuhyun...
berkejalah dengan baik. Aku akan menjemputmu nanti sore di batu ini” kataku.
Kura-kura itu menengadahkan kepala kearahku, aku tahu kyuhyun mendengarkanku.
Kemudian aku pulang dan menjalankan aktivitasku seperti biasanya.
Hari ini, aku merasakan perasaan yang belum aku rasakan sebelumnya, aku sangat bahagia hati ku terus berbunga-bunga, bayang-bayang kyuhyun selalu berjalan di fikiranku, aku tak bisa berhenti memikirkanya.
*Sore Pun Tiba*
Hari ini, aku merasakan perasaan yang belum aku rasakan sebelumnya, aku sangat bahagia hati ku terus berbunga-bunga, bayang-bayang kyuhyun selalu berjalan di fikiranku, aku tak bisa berhenti memikirkanya.
*Sore Pun Tiba*
Aku tlah sampai di danau untuk menjemput kyuhyun. Danau
ginko tampak indah di sore hari, daun-daun ginko yang kuning cerah bergugguran
mengenaiku. Aku berjalan menuju batu besar tadi pagi, aku melihat kyuhyun
kura-kuraku tengah bertengger di atasnya, aku lihat dua apel yang aku
tinggalkan tadi sudah habis.
“Apa kau baik-baik saja?” sapaku padanya. Tentu saja dia tak
menjawab, aku duduk disampingnya aku ingin menikmati suasana danau cantik ini,
aku memandang sinar mega yang terpantul pada air danau ginko, aku juga
merasakan angin danau ginko yang sejuk, berulang kali ku pejamkan mataku.
Sangat nyaman pada saat itu.
Tak lama aku membawanya pulang dengan sepedahku. Sesampainya di rumah, aku langsung menuju kamar meletakan kyuhyun di atas ranjang tidur ku. Kemudian aku meninggalkannya ke dapur untuk memasak makan malam. Setelah siap aku memanggil kakak untuk makan malam dan kami makan malam bersama. Usai makan malam aku bergegas menuju kamar dengan nampan ditanganku.
“Hey, apa kau tidak mau menonton tv, Rin?” tanya kakak
“Tidak, aku sibuk oppa” jawabku mengabaikanya.
Ku buka pintu kamarku. Aku tertahan melihat kyuhyun yang sudah berubah menjadi manusia dia tengah berdiri di depan jendela menatap langit, Aku mendekatinya, punggungnya begitu besar dan lebar, rasanya aku ingin sekali memeluknya dari belakang. Tapi bayanganku buyar karna kaget begitu ia membalikan badan. Lagi, lagi kyuhyun menatapku. “I-ini, makanlah apel merah ini !” gugupku sambil menyodorkan apel denagn wajah tertunduk. Ia mengambil apel dari tanganku dan langsung memakanya, aku hanya bisa diam melihatnya makan. Setelah ia menghabiskan apelnya, aku menyodorkan segelas susu coklat hangat.
“apa ini” tanya kyuhyun. “ini susu, rasanya manis, baik untuk kesehatan, minumlah!” tanpa ragu ia meminumnya, satu gelas itu pun langsung saja ia habiskan tanpa jeda. “Aaah, enak” komentarnya. Tapi aku malah tertawa geli melihat wajahnya.
“hey, apa kau sedang menertawaiku?” tanyanya bingung. Aku geli melihat kumis coklat yang melekat di atas bibirnya, susu coklat mengotori bibirnya.
“hi hi.... ah tidak, kau menyisakan susu coklat di atas bibirmu,” jelasku.
“benarkah?” katanya sambil menjulurkan lidah ke sekitar bibirnya. Kemudian aku mengambil sapu tangan di atas meja riasku, aku seka susu coklat yang mengotori bibirnya. *deeg... deeg..deg..deg* jantungku tak karuan lagi. Mata coklatnya menatapku, ia memamerkan smirknya padaku. Dan sekejap aku di buatnya meleleh.
Malam itu aku menyiapkan tempat tidur lipat untuknya, di samping bawah tempat tidurku, sama seperti malam kemarin. Dia begitu lelah, aku mendapatinya sudah tertidur lelap. Tapi, apa yang terjadi padaku? Aku tak bisa tertidur, fikiranku selalu tertuju padanya. Aku balikkan badanku kearahnya aku melihatnya dari atas ranjang. Aku tersenyum mendengan dengkurannya, “Tuhan, terimaksasih kau mempertemukanku denganya” ucapku dalam hati.
***
Tak lama aku membawanya pulang dengan sepedahku. Sesampainya di rumah, aku langsung menuju kamar meletakan kyuhyun di atas ranjang tidur ku. Kemudian aku meninggalkannya ke dapur untuk memasak makan malam. Setelah siap aku memanggil kakak untuk makan malam dan kami makan malam bersama. Usai makan malam aku bergegas menuju kamar dengan nampan ditanganku.
“Hey, apa kau tidak mau menonton tv, Rin?” tanya kakak
“Tidak, aku sibuk oppa” jawabku mengabaikanya.
Ku buka pintu kamarku. Aku tertahan melihat kyuhyun yang sudah berubah menjadi manusia dia tengah berdiri di depan jendela menatap langit, Aku mendekatinya, punggungnya begitu besar dan lebar, rasanya aku ingin sekali memeluknya dari belakang. Tapi bayanganku buyar karna kaget begitu ia membalikan badan. Lagi, lagi kyuhyun menatapku. “I-ini, makanlah apel merah ini !” gugupku sambil menyodorkan apel denagn wajah tertunduk. Ia mengambil apel dari tanganku dan langsung memakanya, aku hanya bisa diam melihatnya makan. Setelah ia menghabiskan apelnya, aku menyodorkan segelas susu coklat hangat.
“apa ini” tanya kyuhyun. “ini susu, rasanya manis, baik untuk kesehatan, minumlah!” tanpa ragu ia meminumnya, satu gelas itu pun langsung saja ia habiskan tanpa jeda. “Aaah, enak” komentarnya. Tapi aku malah tertawa geli melihat wajahnya.
“hey, apa kau sedang menertawaiku?” tanyanya bingung. Aku geli melihat kumis coklat yang melekat di atas bibirnya, susu coklat mengotori bibirnya.
“hi hi.... ah tidak, kau menyisakan susu coklat di atas bibirmu,” jelasku.
“benarkah?” katanya sambil menjulurkan lidah ke sekitar bibirnya. Kemudian aku mengambil sapu tangan di atas meja riasku, aku seka susu coklat yang mengotori bibirnya. *deeg... deeg..deg..deg* jantungku tak karuan lagi. Mata coklatnya menatapku, ia memamerkan smirknya padaku. Dan sekejap aku di buatnya meleleh.
Malam itu aku menyiapkan tempat tidur lipat untuknya, di samping bawah tempat tidurku, sama seperti malam kemarin. Dia begitu lelah, aku mendapatinya sudah tertidur lelap. Tapi, apa yang terjadi padaku? Aku tak bisa tertidur, fikiranku selalu tertuju padanya. Aku balikkan badanku kearahnya aku melihatnya dari atas ranjang. Aku tersenyum mendengan dengkurannya, “Tuhan, terimaksasih kau mempertemukanku denganya” ucapku dalam hati.
***
Hari demi hari kami lewati bersama, aku dan kyuhyun semakin
akrab. Walau kak yesung selalau heran melihat tingkah aneh ku beberapa waktu
belakangan ini. Tapi aku berhasil menyembunyikan kyuhyun di kamarku. Setiap
hari aku mengantar kyuhyun ke danau untuk menjalankan tugasnya, di sore hari
aku menjeputnya untuk pulang, dan malam harinya dia tidur di kamarku. Aku
menceritakan kehidupuan manusia di bumi,
bagai mana kami harus bekerja, bersekolah, persahabatan, dan lain sebagainya,
aku juga mengajarinya kebiasaan-kebiasaan manusia, seperti gosok gigi, menyisir
rambut, memberi tahunya apa yang boleh dan tidak boleh di lakukan manusia, yaah
masih banyak lagi, dia pun sama kadang
dia menceritakan kebiasaa para malaikat di langit, tapi aku sudah janji tak
akan menceritakanya.
Aku juga pernah mengajaknya jalan-jalan ke Jewel Park sejenis taman ria. Tapi orang-ornag di sana apalagi wanita, terus saja melihat kyuhyun. Sekejap dia menjadi objek tatapan para wanita, yah aku juga maklum dia memang tampan, tapi entah mengapa ada yang mengganjal di hatiku rasanya, akhirnya aku memutuskan pulang.
Aku juga pernah mengajaknya ke Fan Coffe, kafe favorit ku bersama temnan-temanku. Kami berdua memesan susu coklat hangat dan Banana Moon. Tapi itu tak lama, lagi-lagi para wanita di Fan Coffe selalu melihat ke arah kyuhyun.Itu membuatku tidak nyaman.
Rasanya jika aku sedang bersama kyuhyun, aku ingin sekali menjauh. Menjauh dari keramaian agar bisa berdua saja dengannya.
Suatu hari, aku di ajak kak Yesung berjunjung ke rumah calon kakak iparku. Saat hari kian sore aku semakin cemas. Dalam benakku aku khawatir tak bisa menjemput kyuhyun seperti biasa. Langit makin hitam pekat, karna mendung. Aku pun semakin gelisah. Beberapa kali aku ajak kakak untuk pulang tapi ia menahanku. Hari sudah semakin gelap, jam tanganku menujukan sudah jam 7 malam, di luar pun hujan turun lebat, aku tak sanggup lagi menunggu.
“Oppa!!! Aku harus pulang. Kalau kau masih ingin tetap tinggal jangan halangi aku! Aku bisa pulang sendiri” tegasku. Aku tahu dia heran melihat mataku memerah. Akhirnya Ia segera berpamita pada calon istrinya untuk pulang. Dan kami pulang dengan mobil kakak di tengah guyuran hujan
“Oppa, tolong antarkan aku ke danau ginko!” pintaku tegas, kemudian dia menjawab
“Eh? Untuk apa kita ke danau? danau ginko pun malu menampakan kecantiknya jika malam dan huj....”
“aku bilang aku mau ke danau!!” tegasku memotong perkataanya. Ia terpaku melihatku dan berkata
“baiklah kita pergi ke danau, tolong jangan menagis Rin!” Kakak mengalah dan menuruti kemauanku.
Aku juga pernah mengajaknya jalan-jalan ke Jewel Park sejenis taman ria. Tapi orang-ornag di sana apalagi wanita, terus saja melihat kyuhyun. Sekejap dia menjadi objek tatapan para wanita, yah aku juga maklum dia memang tampan, tapi entah mengapa ada yang mengganjal di hatiku rasanya, akhirnya aku memutuskan pulang.
Aku juga pernah mengajaknya ke Fan Coffe, kafe favorit ku bersama temnan-temanku. Kami berdua memesan susu coklat hangat dan Banana Moon. Tapi itu tak lama, lagi-lagi para wanita di Fan Coffe selalu melihat ke arah kyuhyun.Itu membuatku tidak nyaman.
Rasanya jika aku sedang bersama kyuhyun, aku ingin sekali menjauh. Menjauh dari keramaian agar bisa berdua saja dengannya.
Suatu hari, aku di ajak kak Yesung berjunjung ke rumah calon kakak iparku. Saat hari kian sore aku semakin cemas. Dalam benakku aku khawatir tak bisa menjemput kyuhyun seperti biasa. Langit makin hitam pekat, karna mendung. Aku pun semakin gelisah. Beberapa kali aku ajak kakak untuk pulang tapi ia menahanku. Hari sudah semakin gelap, jam tanganku menujukan sudah jam 7 malam, di luar pun hujan turun lebat, aku tak sanggup lagi menunggu.
“Oppa!!! Aku harus pulang. Kalau kau masih ingin tetap tinggal jangan halangi aku! Aku bisa pulang sendiri” tegasku. Aku tahu dia heran melihat mataku memerah. Akhirnya Ia segera berpamita pada calon istrinya untuk pulang. Dan kami pulang dengan mobil kakak di tengah guyuran hujan
“Oppa, tolong antarkan aku ke danau ginko!” pintaku tegas, kemudian dia menjawab
“Eh? Untuk apa kita ke danau? danau ginko pun malu menampakan kecantiknya jika malam dan huj....”
“aku bilang aku mau ke danau!!” tegasku memotong perkataanya. Ia terpaku melihatku dan berkata
“baiklah kita pergi ke danau, tolong jangan menagis Rin!” Kakak mengalah dan menuruti kemauanku.
Sesampainya di danau, aku bergegas keluar mobil, aku berlari
kearah batu besar di tepi danau, air hujan menyamarkan pandanganku. “ada, dia
masih ada di sana” gumamku melihat kura-kura kecil yang kehujanan. Aku
mendekatinya “bodoh, kenapa kau tidak berteduh?!” kesalku, kura-kura itu
membuka matanya dan menengadahkan kepala ke arahku. Aku langsung mengembannya
di dadaku, aku hendak kembali ke mobil. Datanglah kakak berlari ke arahku dan
berkata “Apa yang kau lakukan Rin? Setidaknya pakailah payung!” kakak memayungi
dan merangkul bahuku.
*Sesampainya
di Rumah*
“kau baik-baik saja kyuhyun?” tanyaku sambil mendaratkan
telapak tangan pada keningnya. Astaga pantas saja ia terlihat pucat, badannya
panas. Kemudian aku keluar kamar menuju ruang pakaian rumahku. Aku mengambil
baju yesung oppa untuk kyuhyun, setelah dapat aku segera kembali ke kamar. Aku
menyuruh kyuhyun menganti pakaiannya, aku pun segera keluar kamar. Aku
membuatkan susu coklat hangat kesukaanya, tentu saja aku tak lupa menyiapkan
apel merah untuknya. “hey.. apa kau sudah selesai? Aku akan masuk” tanyaku
pelan di baik pintu kamar. Dia membukakan pintu untukku, baju yesung oppa pas
sekali di badanya. “Nah, kyu makan dan minumlah ini!” dia mengambil apel dan
menggigit apel itu, belum selesai mulutnya mengunyah ia meletakan kembali apel
itu di atas piring. “eh, kenapa kau tidak habiskan?” tanyaku heran. Dia
mengelengkan kepalanya tak berkata sepatah kata pun. Kemudian aku menyodorkan
susu coklat untuknya, tapi ia menolak meminumnya. Aku beranjak dari dudukku dan
mengambil handuk kemudian aku menyeka rambutnya yang basah.
“Rin...?” akhirnya ia bersuara “hmm?” jawabku sembari sibuk menyeka rambutnya.
“hari ini Dewi Bumi menemuiku” katanya
“lalu?” tanyaku.
“Hari ini adalah hari terakhir aku menjaga danau ginko” jelasnya, Aku merasa senang dan lega dia tak harus lagi menjaga danau ginko seharian.
“oh ya? Wah selamat ya kyuhyun akhirnya tugasmu sudah selesai, berarti kau tidak harus menjadi kura-kura darat lagi ka? he he.... kau tinggal saja di sini, aku harus mengenalkan mu pada Oo...”,
“aku akan kembali ke langit!” katanya memotong pembicaraan, Tanganku berhenti menyeka rambut coklatnya, aku kaget mendengarnya, akhirnya apa yang aku takutkan terjadi juga, aku takut suatu hari nanti aku akan kehilanganya. Aku pun duduk kembali di sampingnya,
“Dewi Langit telah memaafkanku, ia telah memerintahkan ku untuk pulang, malaikat yang lain sudah rinduku di langit sana” jelasnya lagi. Aku tak mampu berkata-kata, tubuhku lemas mendengar semua perkataanya. Rasanya aku ingin sekali memeluk dan menahanya pergi, sungguh aku tak mau dia kembali, tapi jika mengingat wajahnya yang terlihat sedih saat menatap ke langit. Aku tak mungkin menghalanginya. Kami berdua terdiam cukup lama.
“Rin...?” akhirnya ia bersuara “hmm?” jawabku sembari sibuk menyeka rambutnya.
“hari ini Dewi Bumi menemuiku” katanya
“lalu?” tanyaku.
“Hari ini adalah hari terakhir aku menjaga danau ginko” jelasnya, Aku merasa senang dan lega dia tak harus lagi menjaga danau ginko seharian.
“oh ya? Wah selamat ya kyuhyun akhirnya tugasmu sudah selesai, berarti kau tidak harus menjadi kura-kura darat lagi ka? he he.... kau tinggal saja di sini, aku harus mengenalkan mu pada Oo...”,
“aku akan kembali ke langit!” katanya memotong pembicaraan, Tanganku berhenti menyeka rambut coklatnya, aku kaget mendengarnya, akhirnya apa yang aku takutkan terjadi juga, aku takut suatu hari nanti aku akan kehilanganya. Aku pun duduk kembali di sampingnya,
“Dewi Langit telah memaafkanku, ia telah memerintahkan ku untuk pulang, malaikat yang lain sudah rinduku di langit sana” jelasnya lagi. Aku tak mampu berkata-kata, tubuhku lemas mendengar semua perkataanya. Rasanya aku ingin sekali memeluk dan menahanya pergi, sungguh aku tak mau dia kembali, tapi jika mengingat wajahnya yang terlihat sedih saat menatap ke langit. Aku tak mungkin menghalanginya. Kami berdua terdiam cukup lama.
*Trrriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing* ada sinar putih di
atas langit-langit kamarku, “a-apa itu kyuhyun?” tanyaku heran, kyuhyun berdiri
dari duduknya, setelah itu aku pun mengikutinya. Kyuhyun tampak memperhatikan
sinar itu, kemudian ia menatapku “itu adalah jalan untuk ku pulang, Rin” jelasnya.
‘jadi, jadi dia bener-benar akan pergi?’ tanyaku dalam hati.
Tak lama aku kaget melihat sayap berwarna coklat pekat yang
tiba-tiba muncul di balik punggungnya. Mataku makin terasa perih, aku tak tahan
lagi, aku menangis.
“kau benar-benar akan pergi?” tanyaku sambil menangis, dia tak menjawab, mata coklatnya terus menatapku dalam dalam, aku tahu arti diamnya.
“kau benar-benar akan pergi?” tanyaku sambil menangis, dia tak menjawab, mata coklatnya terus menatapku dalam dalam, aku tahu arti diamnya.
“berjanjilah...... berjanjilah kau akan kembali kyuhyun!”
mataku tajam menatapnya, tapi ia hanya
diam.
“kenapa kau diam saja hah? Kenapa kau tidak mau berjanji padaku? Cepat berjaji kalau kau akan kembali lagi! Kyuhyun!” pintaku, tapi dia tetap diam. Aku hanya menagis sambil menepuk-nepuk dadanya. Lalu Kyuhyun memelukku, aku masih tetap menangis, namun ia masih tetap memelukku, dia eratkan tanganya memelukku makin dalam, akhirnya aku semakin tenang, kemudian ia mencium keningku.
“Rin, terimakasih banyak. Terimaksih atas semua waktu yang telah kau berikan untukku, Saranghae Rin. Aku sangat menyayangimu, maafkan aku” aku merasakan bibirnya menyentuh bibirku, mataku terpejam dan merasakan perasaan yang sulit aku ungkapkan.
Sampai pada akhirnya aku tak merasakan keberadaanya lagi, aku hanya merasakan hembusan angin yang menerpa tubuhku. Ku buka mataku, dia sudah tak ada di hadapanku lagi dan cahaya putih itu pun kian meredup bahkan tlah lenyap. Aku terduduk lemas di lantai, aku menangis dengan begitu keras. Hati ku terasa sakit, perasaanku amat pilu, aku menyesal, bahkan sangat menyesal, aku tak pernah berkata tentang perasaanku padanya, perasaan yang sudah dari awal aku pendam “aku juga sangat menyayangimu kyuhyun”.
“kenapa kau diam saja hah? Kenapa kau tidak mau berjanji padaku? Cepat berjaji kalau kau akan kembali lagi! Kyuhyun!” pintaku, tapi dia tetap diam. Aku hanya menagis sambil menepuk-nepuk dadanya. Lalu Kyuhyun memelukku, aku masih tetap menangis, namun ia masih tetap memelukku, dia eratkan tanganya memelukku makin dalam, akhirnya aku semakin tenang, kemudian ia mencium keningku.
“Rin, terimakasih banyak. Terimaksih atas semua waktu yang telah kau berikan untukku, Saranghae Rin. Aku sangat menyayangimu, maafkan aku” aku merasakan bibirnya menyentuh bibirku, mataku terpejam dan merasakan perasaan yang sulit aku ungkapkan.
Sampai pada akhirnya aku tak merasakan keberadaanya lagi, aku hanya merasakan hembusan angin yang menerpa tubuhku. Ku buka mataku, dia sudah tak ada di hadapanku lagi dan cahaya putih itu pun kian meredup bahkan tlah lenyap. Aku terduduk lemas di lantai, aku menangis dengan begitu keras. Hati ku terasa sakit, perasaanku amat pilu, aku menyesal, bahkan sangat menyesal, aku tak pernah berkata tentang perasaanku padanya, perasaan yang sudah dari awal aku pendam “aku juga sangat menyayangimu kyuhyun”.
*Back
to me*
Di hari ini dan sampai saat ini, saat aku duduk di batu danau ini, aku masih menunggumu kembali, dengan perasaan sakit didadaku. Tak ada kata-kata yang bisa aku katakan, selain air mata yang menjadi tanda saat aku merindukanmu.
Selama aku masih datang ke tempat ini, selama aku masih memikirkanmu, selama aku masih berbagi pada tempat ini. Itu tanda aku masih mempercayaimu kyuhyun. Aku akan menunggumu untuk kembali, bahkan sampai 7 tahun lagi, samapi aku tak bisa lagi mengingatmu.
THE AND
*play : 7 Years of Love - Kyuhyun super Junior*
Thankyu
Pertanda: pencil_QQ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar