CINTAKU
SETINGGI HIMALAYA
Judul :
Cintaku Setinggi Himalaya
Tokoh :
Moon Geun Young, Yesung, Yoona
Gendre :
Romantis
Ost. :
Cinta Aku Gila – T2
Bagiku cinta itu misteri, aku tak pernah tau kapan aku akan jatuh
cinta, entah cintaku untuk siapa, dan dari mana, dan aku tak akan pernah tahu
sampai kapan aku akan tetap mencintainya.
Namanya Yesung, kami satu sekolah dari SD sampi sekarang, SMA.
Dia lah “cintaku yang tak kunjung datang” kenapa? Karena aku sudah jatuh cinta padanya sejak kelas 3 SD tentu saja sampai saat ini aku masih saja cinta. Waktu kami sekelas (di SD) aku sering sekali memperhatikanya, tidak heran aku agak sedikit bodoh, aku tak tahu alasanku bisa mencintainya saat itu, apa karna dia tampan? Tapi menurutku tidak, saat itu dia belum setampan sekarang, dulu dia kurus, pendek dan hitam, kepalanya gede, idup lagi. Tapi yang jelas dia adalah anak yang baik. Aku ingat sekali, aku pernah menagis di kelas karna pensilku hilang saat aku ingin menggambar, lalu dia memberika pensil miliknya dan berkata “cengeng” padaku. Yesung yang sekarang lebih tampan, keren, imutnya gak pernah berkurang, yang membuatku makin cintaaa, cinta,cinta, pliiiiiiiis deh yesung hentikan aura pemikatmu!
Dia lah “cintaku yang tak kunjung datang” kenapa? Karena aku sudah jatuh cinta padanya sejak kelas 3 SD tentu saja sampai saat ini aku masih saja cinta. Waktu kami sekelas (di SD) aku sering sekali memperhatikanya, tidak heran aku agak sedikit bodoh, aku tak tahu alasanku bisa mencintainya saat itu, apa karna dia tampan? Tapi menurutku tidak, saat itu dia belum setampan sekarang, dulu dia kurus, pendek dan hitam, kepalanya gede, idup lagi. Tapi yang jelas dia adalah anak yang baik. Aku ingat sekali, aku pernah menagis di kelas karna pensilku hilang saat aku ingin menggambar, lalu dia memberika pensil miliknya dan berkata “cengeng” padaku. Yesung yang sekarang lebih tampan, keren, imutnya gak pernah berkurang, yang membuatku makin cintaaa, cinta,cinta, pliiiiiiiis deh yesung hentikan aura pemikatmu!
Dan aku, Moon Geun Yoong.
Aku tidak suka matematika, pokoknya yang berbau menghitung membuat
kepalaku berkunang-kunang, aku lebih suka Seni. Seni musik oke, aku bisa
memainkan Angklung alat musik asli dari Indonesia, di sekolahku SMA Gyosu
Junior, SMA favorit di Seoul, hanya 5 orang yang bisa memainkan alat musik itu
salah satunya aku *prok prok prok* Suara ku juga paling bagus di kelas. Seni rupa
juga oke, aku pandai memahat, menjahit dan menggambar. Cita-citaku menjadi
disainer gaun pengantin yang terkenal, agar aku bisa mendisai gaun pengantiku
bersama Yesung.
Ada satu lagi, aku punya sahabat yang sudah seperti sodara
sendiri. Dia cantik, bahkan sangat cantik, beda sekali denganku yang cuek pada
penampilanku sendiri. tidak ada laki-laki yang tak suka padanya, tidak hanya
itu dia pandai dalam pelajaran apapun.
Namanya Yoona, cantik bukan??? Tak ada yang TIDAK mengakui
kecanikanya termasuk Yesung ㅜ-ㅜ
Pagi itu, aku datang ke sekolah dengan rasa cemasku. Sejak semalam
aku sudah tidak sabar mengintogasi Yoona karna ada kabar burung yang tak sedap
di dengar, aku perlu kebenaran, kenyataan, fakta, dan pendapat, bukan gosip
murahan itu.
“Yoona....” triaku di depan pintu kelas, aku berlari menuju bangkuku di samping gadis manis itu yang sedang sibuk menulis.
“kenapa lu....? masih pagi udah rusuh” tanya Yoona tanpa sedikit pun melihatku
“gu-gue...gue.... mau tanya sama lo...” kataku ragu
“yaaa....”
“aiiist.... dengerin gue, jangan nulis mulu!” ketusku padanya sembari menutup bukunya.
“apa sih sayang? Mau nanya apa hah?” kata Yoona sambil menahan emosinya
aku mulai ragu untuk menanyakannya “e...e... anu...anu...”
“apa?”
aku menggeleng-gelengkan kepalaku “aah gak jadi” aku memalingkan wajahku dari wajah yoona “udah sono nulis lagi, gue gak jadi nanya” tambahku
yoona menghela nafas panjang “haah..lu gimana sih?” dia pun melanjutkan menulisnya.
“Yoona....” triaku di depan pintu kelas, aku berlari menuju bangkuku di samping gadis manis itu yang sedang sibuk menulis.
“kenapa lu....? masih pagi udah rusuh” tanya Yoona tanpa sedikit pun melihatku
“gu-gue...gue.... mau tanya sama lo...” kataku ragu
“yaaa....”
“aiiist.... dengerin gue, jangan nulis mulu!” ketusku padanya sembari menutup bukunya.
“apa sih sayang? Mau nanya apa hah?” kata Yoona sambil menahan emosinya
aku mulai ragu untuk menanyakannya “e...e... anu...anu...”
“apa?”
aku menggeleng-gelengkan kepalaku “aah gak jadi” aku memalingkan wajahku dari wajah yoona “udah sono nulis lagi, gue gak jadi nanya” tambahku
yoona menghela nafas panjang “haah..lu gimana sih?” dia pun melanjutkan menulisnya.
ada hening sesaat di antara kami
“lu jadian sama Yesung?” pelanku, aku tak berani memandang ke arah
yoona,
Yoona berpaling padaku
“lu udah tau? Padahal gue niat ngasih tau lo nanti, gimana lu bisa tau?” katanya padaku.
Aku berpaling pada Yoona kemudian dia berkata “semalem Yesung-oppa nembak gue. Karna gue emang udah suka ama dia, otomatis gue trima ^^” Yoona pun tersenyum manis.
Untuk pertama kalinya aku melihat senyuman Yoona yang begitu tajam menusuk jantungku.
Bagai mana mereka bisa jadian? Sedangkan dekat saja tidak? aku bingung harus berkata apa,
“oh jadi bener... eh gue ke toilet dulu, gue kebelet pipis” kataku sambil mengambil langkah seribu.
Yoona berpaling padaku
“lu udah tau? Padahal gue niat ngasih tau lo nanti, gimana lu bisa tau?” katanya padaku.
Aku berpaling pada Yoona kemudian dia berkata “semalem Yesung-oppa nembak gue. Karna gue emang udah suka ama dia, otomatis gue trima ^^” Yoona pun tersenyum manis.
Untuk pertama kalinya aku melihat senyuman Yoona yang begitu tajam menusuk jantungku.
Bagai mana mereka bisa jadian? Sedangkan dekat saja tidak? aku bingung harus berkata apa,
“oh jadi bener... eh gue ke toilet dulu, gue kebelet pipis” kataku sambil mengambil langkah seribu.
Ku kunci salah satu pintu kloset di dalam toillet wanita,
cepat-cepat aku mengambil tissu sebanyak-banyaknya untuk menghapus air mataku
yang dari tadi sudah bercucuran. Aku ingin marah, Yoona seolah-olah menghianatiku.
Dia anggap apa, aku ini? Jadian dengan Yesung pun aku tidak di beri tahu. Hah
sudah lah, masa bodo !!! aku harus segera kembali ke kelas, sebentar lagi
Heechul-sonsengnim akan mengajar MTK di kelas. Di saat aku akan keluar pintu
toilet, tiba-tiba “kyaaaaa” aku terpeleset karna lantai yang licin *bruuuug*
“adaw..adaw....adaw.... sakit ..... hiks” rintihku
di saat aku sedang sakit-sakitnya, aku malah di kagetkan oleh suara seseorang membuka pintu dengan keras mengenai tembok *gebraaag*
“kau kenapa?” tanya orang itu panik,
kenapa Yesung bisa berada di sini? Sepontan aku menghapus air mata yang tersisa di pipiku.
“kau tidak lihat aku terpeleset?” umpatku pada Yesung. Tak ku sangka dia menyodorkan tangannya untuk membantuku. Tapi aku tak butuh itu, aku mengacuhkannya dan berusaha berdiri sendiri, tapi malunya aku jatuh lagi. Yesung membantuku berdiri dan mengajaku keluar toilet.
Tak lama kami berpapasan dengan Heechul-sonsengmin di pelatarn sekolah
“Hey kalian!” keras Heechul-sonsengnim, “ini jam pelajaran, kenapa kalian berada di luar, cepat masuk! Eh, kau Moon Geun Young? Ah kau mau bolos lagi yak?” tuduhnya padaku
aku pun segera menjawabnya “kenapa guru jahat sekali padaku? Aku sudah berjanji pada mu tidak akan bolos lagi, kenapa guru tidak mempercayaiku? Aku tepeleset di toilet, dan sekarang pinggangku seperti patah. Sekarang guru menuduhku membolos? Kenapa semua orang tidak memperdulikan perasaanku hiks...hiks?” keluhku sambil beranjak
“a-ada apa dengannya? Kenapa dia marah padaku?” heran Heechul
“adaw..adaw....adaw.... sakit ..... hiks” rintihku
di saat aku sedang sakit-sakitnya, aku malah di kagetkan oleh suara seseorang membuka pintu dengan keras mengenai tembok *gebraaag*
“kau kenapa?” tanya orang itu panik,
kenapa Yesung bisa berada di sini? Sepontan aku menghapus air mata yang tersisa di pipiku.
“kau tidak lihat aku terpeleset?” umpatku pada Yesung. Tak ku sangka dia menyodorkan tangannya untuk membantuku. Tapi aku tak butuh itu, aku mengacuhkannya dan berusaha berdiri sendiri, tapi malunya aku jatuh lagi. Yesung membantuku berdiri dan mengajaku keluar toilet.
Tak lama kami berpapasan dengan Heechul-sonsengmin di pelatarn sekolah
“Hey kalian!” keras Heechul-sonsengnim, “ini jam pelajaran, kenapa kalian berada di luar, cepat masuk! Eh, kau Moon Geun Young? Ah kau mau bolos lagi yak?” tuduhnya padaku
aku pun segera menjawabnya “kenapa guru jahat sekali padaku? Aku sudah berjanji pada mu tidak akan bolos lagi, kenapa guru tidak mempercayaiku? Aku tepeleset di toilet, dan sekarang pinggangku seperti patah. Sekarang guru menuduhku membolos? Kenapa semua orang tidak memperdulikan perasaanku hiks...hiks?” keluhku sambil beranjak
“a-ada apa dengannya? Kenapa dia marah padaku?” heran Heechul
@@@
Malam hari dirumahku
Yoona dan Yesung berpacaran? Yoona dan yesung berpacaran? Kenapa kalian tidak bunuh saja aku? aku menagis begitu dalam di kamar, aku membanting-bantingkan sebuah pensil di atas bantalku, pensil yang salah satu sisinya aku pahat bertuliskan “Y&M” yang 9 tahun lalu yesung berikan padaku. “tega sekali kau! Tidak kah kau tau perasaanku”
“aku sudah mencintaimu, jauh sebelum yoona mencintaimu”
“apa karna aku kurang cantik?” aku bergegas menuju ke meja riasku dan berkaca melihat wajahku, “aah ada apa dengan wajahku ini?” aku megusap-usah wajahku, yang nampak buruk karna menangis. Kemudian aku tersenyum pada diriku sendiri “benarkan, aku tidak jelek... wajahku ini terlihat baby face... tapi kenapa Yesung tidak suka padaku? Kenapa? Hua...aaa ..a ...a umma... appa...”
Yoona dan Yesung berpacaran? Yoona dan yesung berpacaran? Kenapa kalian tidak bunuh saja aku? aku menagis begitu dalam di kamar, aku membanting-bantingkan sebuah pensil di atas bantalku, pensil yang salah satu sisinya aku pahat bertuliskan “Y&M” yang 9 tahun lalu yesung berikan padaku. “tega sekali kau! Tidak kah kau tau perasaanku”
“aku sudah mencintaimu, jauh sebelum yoona mencintaimu”
“apa karna aku kurang cantik?” aku bergegas menuju ke meja riasku dan berkaca melihat wajahku, “aah ada apa dengan wajahku ini?” aku megusap-usah wajahku, yang nampak buruk karna menangis. Kemudian aku tersenyum pada diriku sendiri “benarkan, aku tidak jelek... wajahku ini terlihat baby face... tapi kenapa Yesung tidak suka padaku? Kenapa? Hua...aaa ..a ...a umma... appa...”
Keesokan Harinya
aku jadi tidak semangat bersekolah, namun hidup bukannya harus tetap berjalan. Ku usir semua sedihku, aku tak mau Yoona curiga padaku.
“naah anak-anak, guru akan mengumumkan siswa yang akan mewakili SMA kita untuk perlombaan Seni seluruh SMA di Seoul yang akan di selenggarakan di SMA kita ini” jelas guru Seni ku, Kyuhyun-sonsengnim yang sedang mengajar. Guru tampan yang sangat aku sukai.
Guru pun melanjutkan penjelasanya kembali “yang pertama siswa dari kelas 3A Hyuk Jae, dan yang ke dua adalah siswi dari kelas 3C Moon Geun Yoong, selamat”
Seketika kelasku menjadi gaduh karna tepuk tangan dan ucapan selamat padaku
“waah Moon, selamat ya” ucap Yoona padaku “aku tau kau memang yang terbaik, berjuang lah” tambahnya.
“trimaksih... gue seneng banget. Aku akan berjuang dan tak akan mengecewakan kalian semua, terimaksih” kataku lantang, dan penuh semangat
“mohon tenang anak-anak” kata Kyuhyun-sonsengnim “Moon, perlu kau ketahui. Karna Hyuk Jae sedang mengalami diare, jadi yang menggantikanya adalah Yesung dari kelas 3A”
“apa?!!!!!!!” sontak aku kaget “Yesung? Guru.. tidak,tidak, aku tidak mau!”
Seisi kelas pun heran, begitu juga Kyuhyun
“Ng? Ada apa dengan mu?” heran Kyuhyun-sonsengnim “ Bukankah tadi kau begitu bersemangat, kenapa tiba-tiba berubah fikiran” tambahnya
aku hanya diam
Yoona memegang pundakku “Moon lu kenapa? Yesung juga berbakat? Ada apa antara kau dan Yesung?” tanya Yoona curiga padaku
aku menggelengkan kepalaku “tidak ada apa-apa, sungguh” aku melihat ke kanan-kiriku semua siswa tertuju padaku “Baik lah, aku setuju...” kataku. Kelas kembali heboh akan itu.
aku jadi tidak semangat bersekolah, namun hidup bukannya harus tetap berjalan. Ku usir semua sedihku, aku tak mau Yoona curiga padaku.
“naah anak-anak, guru akan mengumumkan siswa yang akan mewakili SMA kita untuk perlombaan Seni seluruh SMA di Seoul yang akan di selenggarakan di SMA kita ini” jelas guru Seni ku, Kyuhyun-sonsengnim yang sedang mengajar. Guru tampan yang sangat aku sukai.
Guru pun melanjutkan penjelasanya kembali “yang pertama siswa dari kelas 3A Hyuk Jae, dan yang ke dua adalah siswi dari kelas 3C Moon Geun Yoong, selamat”
Seketika kelasku menjadi gaduh karna tepuk tangan dan ucapan selamat padaku
“waah Moon, selamat ya” ucap Yoona padaku “aku tau kau memang yang terbaik, berjuang lah” tambahnya.
“trimaksih... gue seneng banget. Aku akan berjuang dan tak akan mengecewakan kalian semua, terimaksih” kataku lantang, dan penuh semangat
“mohon tenang anak-anak” kata Kyuhyun-sonsengnim “Moon, perlu kau ketahui. Karna Hyuk Jae sedang mengalami diare, jadi yang menggantikanya adalah Yesung dari kelas 3A”
“apa?!!!!!!!” sontak aku kaget “Yesung? Guru.. tidak,tidak, aku tidak mau!”
Seisi kelas pun heran, begitu juga Kyuhyun
“Ng? Ada apa dengan mu?” heran Kyuhyun-sonsengnim “ Bukankah tadi kau begitu bersemangat, kenapa tiba-tiba berubah fikiran” tambahnya
aku hanya diam
Yoona memegang pundakku “Moon lu kenapa? Yesung juga berbakat? Ada apa antara kau dan Yesung?” tanya Yoona curiga padaku
aku menggelengkan kepalaku “tidak ada apa-apa, sungguh” aku melihat ke kanan-kiriku semua siswa tertuju padaku “Baik lah, aku setuju...” kataku. Kelas kembali heboh akan itu.
Aku sudah melihat Yesung berdiri di depan ruang musik, dengan canggung aku pun menuju ruang musik itu
“a-anyonghaseyo...” sapaku pada yesung dengan malu-malu, dan Yesung membalas.
dia bertanya padaku “bagai mana dengan pinggangmu?”
“ba-baik” jawabku malu
“syukurlah....aku menggantikan Hyuk Jae untuk mengikuti perlombaan ini, mohon bantuanya” aaiiih Yesung tersenyum padaku, manis sekali. jujur aku meleleh, seperti es cream magnum yang tak cepat-cepat di makan.
Kyuhyun-sonsengnim kemudian datang, dan mengajak kami ke dalam ruang musik, disana kami di beri arahan untuk lomba ini. Aku tertegun saat Yesung bernyanyi, seumur hidup baru sekarang aku mendengar Yesung bernanyi seserius ini. suaranya seperti membawaku ke dasar samudra Altantik, dalam sekali.
Hari-hari aku lewati dengan bahagia, aku lebih banyak waktu dengan Yesung. Dan itu memang mau ku. Setelah kurang lebih satu bulan kami latihan, tiba lah hari perlombaan itu. Semua perwakilan seluruh SMA di Seoul sudah datang ke sekolahku, ramai sekali.... karna setiap peserta membawa bala tentara suporter mereka masing-masing.
Gak nyangka banget, masa tuan rumah tampilnya terakhir? Itu artinya malam hari dong . Aku sudah menahan ketegangan dari siang hari, namun tidak dengan yesung yang tak nampak sedikit pun raut tegang di wajah imutnya. Aku melihat dia berjalan ke arahku di backstage
“cola....?” Yesung menyodorkan minuman padaku, aku yang terduduk mendongakkan wajahku ke arahnya yang berdiri di depanku. Dia menatapku, lalu ia meneguk minuman miliknya *gluk* kemudian menatap ke arah wajahku lagi, aku melihat bibir tipis Yesung mengecap-ngecap cola yg membasahi bibirnya, entah mengapa hatiku sedikit gembira. Aku pun mengambil cola dari tanganya dan mengucapkan terimakasih
tiba-tiba Yesung merendahkan badanya mendekati wajahku “apa kau takut? Wajahmu terlihat pucat” tanyanya padaku yg membuatku kikuk.
“n-ne...” jawabku menunduk “aku merasa gugup, di sana banyak sekali orang. Bagaimana kalau aku tidak maksimal” tambahku
“tidak usah di fikirkan, anggap saja di sini hanya kita berdua, tidak ada penonton, tidak ada juri, tidak ada peserta lomba, hanya kau dan aku ‘em?” katanya
aku hanya diam melihat manik matanya
mulut yesung bergerak lagi “bernyanyi lah untukku, dan aku pun akan bernyanyi untukmu. Hilangkan semua bebanmu, kau pasti bisa Moon Geun Yoong fighting...!” dia meletakkan telapak tanganya di atas kepalaku, lalu dia menegakkan badanya kembali.
Yesung kau tau, aku merasa lebih baik sekarang... jauh lebih baik dari sebelumnya, gomawo... Kataku dalam hati
“oppa.....” seru Yoona pada Yesung, wajah Yoona berseri-seri malam itu. Kemudian dia menghampiri kami “kalian sudah siap?” tanya Yoona. Yesung menjawab dan aku hanya mengangguk.
Selang beberapa saat kemudian, Entah apa yang Yesung dan Yoona bicarakan sehingga membuat yoona begitu kegirangan dan akhirnya ia tak sadar telah menumpahkan jusnya di baju ku.
“aduuh... gimana nih? Gimana? Gue mau tampil bentar lagi? Masa iya gue ke panggung kotor begini? Yoona gue musti gimana?” kataku
Yoona yang juga panik berkata “aduh... sorry,sorry gue gak sengaja. Ya udah ikut gue sekarang”
dengan sigap yoona menariku ke toilet.
Beberapa menit kemudian
Yesung dan Kyuhyun-sonsengnim nampak bermimik cemas
menungguku yang tak kunjung datang
“Yesung... di mana Moon? Waktu kalian sebentar lagi” kata Kyuhyun sambil mengaruk-garuk lehernya
“aku sendiri tidak tahu guru” jawab Yesung
“kacau nih! Kacau! Gak bisa nih kayak gini” kata Kyuhyun sambil mengaruk-garuk kepalanya
*Kita panggilkan peserta terakhir dari SMA Gyosu Junior* suara MC yang sudah memanggil
“bagaimana ini guru? Apa yang harus aku lakukan” tanya Yesung
Kyuhyun yang sudah bingung dan hampir putus asa itu hanya menggaruki badannya sambil berkata “Yesung, kuserahkan ini padamu... majulah tanpa Moon!”
“Yesung... di mana Moon? Waktu kalian sebentar lagi” kata Kyuhyun sambil mengaruk-garuk lehernya
“aku sendiri tidak tahu guru” jawab Yesung
“kacau nih! Kacau! Gak bisa nih kayak gini” kata Kyuhyun sambil mengaruk-garuk kepalanya
*Kita panggilkan peserta terakhir dari SMA Gyosu Junior* suara MC yang sudah memanggil
“bagaimana ini guru? Apa yang harus aku lakukan” tanya Yesung
Kyuhyun yang sudah bingung dan hampir putus asa itu hanya menggaruki badannya sambil berkata “Yesung, kuserahkan ini padamu... majulah tanpa Moon!”
Akhirrnya Yesung membulatkan tekad berdiri di atas pangung,
show must go on!
“Annyonghaseyo, Yesung-imnida”
salah satu juri melempar pertanyaan “Maaf Yesung, bukan kah SMA kalian mendaftarkan kau dan Moon Geun Yoong. Lalu di mana dia?”
“Mohon maaf sekali, Moon Geun Young berhalangan hadir” jawab Yesung
“aah sayang sekali. Baiklah lagu apa yang akan kau bawakan?” tanya juri itu lagi
“It has to be you” jawabnya manis
“benarkah? Aku suka selaki lagu itu. Baiklah silahkan mulai” perintah juri itu
Yesung menunduk memberi hormat kembali
“Aku mohon tunggu.....” kataku sambil terengah-engah, Aku sudah menggantikan pakaianku dengan pakaian yang di bawa Yoona, entah ia dapat dari mana pakaina itu yg jelas itu sangat bagus dan pas sekali di badanku. Aku pun naik panggung, saat itu aku merasakan hembusan angin yang membuatku kian percaya diri
“Annyonghaseyo, Yesung-imnida”
salah satu juri melempar pertanyaan “Maaf Yesung, bukan kah SMA kalian mendaftarkan kau dan Moon Geun Yoong. Lalu di mana dia?”
“Mohon maaf sekali, Moon Geun Young berhalangan hadir” jawab Yesung
“aah sayang sekali. Baiklah lagu apa yang akan kau bawakan?” tanya juri itu lagi
“It has to be you” jawabnya manis
“benarkah? Aku suka selaki lagu itu. Baiklah silahkan mulai” perintah juri itu
Yesung menunduk memberi hormat kembali
“Aku mohon tunggu.....” kataku sambil terengah-engah, Aku sudah menggantikan pakaianku dengan pakaian yang di bawa Yoona, entah ia dapat dari mana pakaina itu yg jelas itu sangat bagus dan pas sekali di badanku. Aku pun naik panggung, saat itu aku merasakan hembusan angin yang membuatku kian percaya diri
Kami pun memulai perfomence kami, aku merasakan chemistry
dengan yesung yang begitu kuat. Tepuk tangan para penonton membahana seketika
saat aku dan Yesung menyelesaikan lagu itu.
“Yesung...” triak Kyuhyun-sonsengnim di salah satu tirai belakang panggung, *tiiing* matanya mengedip pada Yesung. Kedipan apaan tuh? Heranku, aku masih terheran-heran pada wajah tampan Kyuhyun-sonsengnim itu.
“moon....” bisik Yesung di depanku
“heemmm” jawabku yang masih keheranan melihat Kyuhyun-sonsengnim yang sedang senyam senym gak jelas di sana.
“Moon...” panggil Yesung lagi.
Aku pun berpaling pada Yesung. Dia menyodorkan tangan padaku, aku mengkerutkan dahiku “Ng...?” apa sih maksudnya.
“kita berdansa” kata Yesung mengagetkan ku “apa kau tidak di beritahu guru, kita berdansa?”
aku hanya diam, Musik dansa yang romanits mengalun merdu merasuki hatiku, aku mengulurkan tanganku pada yesung, dia mendekatkan badanya ke arahku, dia membawaku ke kiri dan kekanan, mengayun-ayun badanku mengikuti melodi, manik matanya tak lepas memandangku. Ya ampun aku tak lagi merasakan lantai panggung, seolah aku terbang bersamanya.
kami mengakhiri pertunjukan kami dengan putaranku di tangan yesung hingga aku berada di pelukannya. Lalu dia menyerongkan badanku sedikit ke bawah.
Tepuk tangan riuh saat itu, aku senang penonton puas dengan penamilan kami, begitu pun juri. Sekolahku sangat bangga, aku dan yesung bisa menyabet piala juara 1. Oh Tuhan ini keberuntunganku.
“Yesung...” triak Kyuhyun-sonsengnim di salah satu tirai belakang panggung, *tiiing* matanya mengedip pada Yesung. Kedipan apaan tuh? Heranku, aku masih terheran-heran pada wajah tampan Kyuhyun-sonsengnim itu.
“moon....” bisik Yesung di depanku
“heemmm” jawabku yang masih keheranan melihat Kyuhyun-sonsengnim yang sedang senyam senym gak jelas di sana.
“Moon...” panggil Yesung lagi.
Aku pun berpaling pada Yesung. Dia menyodorkan tangan padaku, aku mengkerutkan dahiku “Ng...?” apa sih maksudnya.
“kita berdansa” kata Yesung mengagetkan ku “apa kau tidak di beritahu guru, kita berdansa?”
aku hanya diam, Musik dansa yang romanits mengalun merdu merasuki hatiku, aku mengulurkan tanganku pada yesung, dia mendekatkan badanya ke arahku, dia membawaku ke kiri dan kekanan, mengayun-ayun badanku mengikuti melodi, manik matanya tak lepas memandangku. Ya ampun aku tak lagi merasakan lantai panggung, seolah aku terbang bersamanya.
kami mengakhiri pertunjukan kami dengan putaranku di tangan yesung hingga aku berada di pelukannya. Lalu dia menyerongkan badanku sedikit ke bawah.
Tepuk tangan riuh saat itu, aku senang penonton puas dengan penamilan kami, begitu pun juri. Sekolahku sangat bangga, aku dan yesung bisa menyabet piala juara 1. Oh Tuhan ini keberuntunganku.
@@@
Lain cerita dengan cinta dua “Y” itu, Yoona dan yesung semakin
hari semakin dekat, mereka sering menampakan kedekatan mereka di depan mataku!
Contohnya saja, saat Yesung berrmain basket Yoona menunggunya di pinggir lapangan dengan botol air minum yang Yoona pegang, sesekali Yesung menghampiri Yoona, Yoona pun memberikan botol padanya, sebelum yesung kembali ke lapangan Yesung mengacak-acak rambut Yoona untuk mengajaknya bercanda. Saat melihat itu, aku langsung berlari ke gedung olahraga hanya sekedar untuk bertriak sekuat-kuatnya.
setiap hari, di jam istirahat sekolah, mereka selalu ke kantin berdua, Yesung selalu membagi makananya pada Yoona, aku hanya bisa meremas-remas sendokku hingga bengkok, jika sudah tak tahan, aku kembali ke gedung olahraga untuk berteriak.
pernah yoona terkilir kakinya saat jatuh bersamaku di sekolah, dengan tampang cemas yesung menggendongnya ke uks, saat aku melihat perhatian yesung terhadap yoona di uks aku memilih ke gedung olahraga lagi.
Masih banyak yang Yesung lakukan untuk Yoona, Tapi aku tak mau menceritakanya. Jujur aku cemburu, sangat cemburu.
Pada akhirnya, aku sedikit menghindari Yoona, maksudku menghindar dari kebahagian yang mereka rasakan di atas penderitaanku. Aku rasa, Yoona juga menyadari perubahan sikapku.
Suatu hari, Yoona berkunjung ke rumahku. Aku gak nyangka umma bilang ke Yoona kalo aku satu minggu mengurung diri di kamar. Aish, umma malu-maluin aja.
“lu sakit? Pantesan di kelas lu jadi pendiem” kata Yoona
“gue gak sakit kok” jawab ku
“terus? Kenapa lo kayak gini sih Moon?” desak Yoona “kalo lo ada masalah, kan lo bisa ngomong am gue, ngapain lu pendem sendiri? Lu mah kebiasaan” tambahnya
aku hanya diam
Yoona masih menunggu aku berbicara “Moon, lu masih gak mau cerita nih? Gue lama-lama sebel deh kalo lo tertutup kayak gini” kata Yoona
aku sadar Yoona sedikit marah “beneran gak ada apa-apa sayang” kataku
Yoona memalingkan wajahnya dari ku, yaaaaelah dia beneran ngambek
“gu-gue gak tau gue kenapa Na. gue lagi ngerasa bimbang, uring-uringan rasanya, gue gak tau gue kenapa” jawabku
yoona pun menoleh ke arahku “itu karna lo gak mau jujur ama diri lo sendiri. Kalo lo mau jujur ama perasaan lo, lu bakal tau uring-uringan lo ini kenapa”
aku pun diam, mencerna perkataan Yoona. Benar apa kata Yoona, aku tidak jujur pada diriku sendiri, aku tak mau mengakui bahwa aku mencintai Yesung dan aku tak mau mengakui bahwa aku iri pada Yoona, aku pun tak mau mengaku bahwa aku sudah cemburu pada Yoona.
Yoona membuyarkan lamunanku “hey... lu kenapa ngelamun say?” tanya Yoona
“ah engga.... oh ya lo mau minum apa, biar gue ambilin” tawarku
Yoona meminta segelas coklat hangat padaku, aku pun beranjak hendak keluar kamar. Tapi, aku melihat Yoona mengambil buku seketsa ku yang aku letakan di atas meja belajarku.
“JANGAN.....!” seruku sambil merebut buku ku dari tangan Yoona
Yoona heran padaku “elo kenapa sih? gue kan belum pernah liat buku lu yang itu” tangan Yoona hendak meraih buku miliku.
aku menyerongkan badanku dari Yoona
“oh.. lu ngajak gue ribut ya... he he he” kata Yoona,
Apa yoona tidak melihat mimik serius di mukaku? Kenapa dia malah menggodaku, mengajak ku bercanda dengan merebut buku milikku ini. Sumpah, aku gak mau Yoona melihat gambar miliku ini, Aku berusaha menghindarinya, memegang erat-erat bukuku agar tak lepas, tapi Yoona memaksaku. Aku tak sadar aku mendorong Yoona hingga terduduk di lantai kamarku, Yoona menatapku heran.
“sudah ku bilang kan, kenapa kau tetap memaksa?” kataku “Maaf kan aku Yoona, cepat bangun...” aku menjulurkan tanganku pada Yoona.
Yoona mengulurkan tangan putihnya, tapi bukan pada tanganku, Tangan Yoona mengambil selembar kertas yang terjatuh di bawahku. Aku menyadarinya, kertas itu sudah kurebut jika tangan Yoona tidak menangkis tanganku.
“A-apa ini....” tanya Yoona padaku
Apa yang harus aku katakan padanya saat dia melihat seketsa wajah Yesung yang aku buat. Aku bungkam. Yoona mengambil buku itu dari tanganku, melihat lembar demi lembar seketsa wajah Yesung di dalamnya.
“apa yang aku lihat ini Moon?” desaknya padaku “kau mencintai Yesung-oppa... ha? sejak kapan? kenapa kau membuat seketsa wajahnya?” tanya yoona
aku masih diam menahan air mata
“ Apa kau mencintainya??? Jawab aku!” tajam Yoona padaku
aku tersentak saat Yoona bertriak padaku
Yoona masih menginrogasiku “kenapa diam saja? Jawab aku, hiks”
“mianeyo Yoona... mianeyo.... hiks hiks” kataku
Yoona menggeleng kan kepalanya “kau anggap aku ini apa? Kenapa kau tega menutupi ini dariku? Hiks” kata Yoona, kemudian beranjak begitu saja meninggalkanku.
tubuhku lemas, aku jatuh terduduk di samping ranjangku. Aku begitu menyesali perbuatanku ini tapi mau bagaimana lagi, yoona sudah mengetahuinya aku pun hanya bisa menangis.
sejak malam itu aku dan Yoona tidak pernah mengobrol, walaupun kami satu bangku Yoona seperti tak menganggapku. Dia tak mendengarkanku saat aku berbicara padanya. Yoona benar-benar marah.
kehilangan sahabat lebih menyakitkan bagiku dari pada kehilangan pacar. Aku tidak cukup pandi bergaul, maka dari itu aku tidak punya banyak teman, tapi tidak masalah bagiku aku sudah memiliki satu sahabat yang sangat aku percaya,hanya Yoona, bagiku itu sudah cukup. Aku tak tau harus dengan apa aku meminta maaf padanya. Aku stres memikirkannya.
suatu siang di jam istrahat sekolah. Aku lebih memilih ke gedung olahraga dari pada ke kantin untuk makan siang, aku tidak merasa lapar semenjak kemarin malam. Aku membawa salah satu bangku di sana, aku rapatkan bangku itu di salah satu tembok, sebenarnya dulu aku pernah menyembunyikan jepit Yoona di salah satu fentilasi udara gedung, Dan sekarang aku ingin mengembalikanya.
Entah ada apa denganku, kepalaku tiba-tiba pusing, badanku berkringat dingin, tubuhku lemas seolah tak ada tenaga lagi untuk berdiri, aku pun kehilangn keseimbangan, dan hanya hitam pekat yang aku lihat.
Beberapa menit kemudian, di ruang UKS
Untuk sesaat aku tak ingat dan merasakan apa-apa, Aku membuka mataku dengan menahan pusing yang lumayan sakit rasanya, aku mengedip-ngedipkan mata untuk mempertajam penglihatanku. Aku melihat Yesung duduk di kursi tak jauh dari tempatku berbaring.
“kau sudah sadar?” tanyanya padaku
“kau yang membawaku kemari?” tanyaku balik
Yesung menjawab “aku tidak sengaja lewat”
hening menemani kami beberapa saat
“apa yang terjadi antara kau dengan Yoona?” pertanyaan yesung yang tiba-tiba mendesakku
Aku diam tak menjawab
“apa yang membuat yoona begitu marah padamu?” Tanya Yesung lagi
aku masih diam,
Yesung juga masih menunggu jawaban dariku
“diam, apa hanya itu yang kau bisa?” tajam yesung padaku “apa sifatmu yang seperti itu menguntungkan untuk mu? Kenapa kau tidak mau mengatakan apa yang ada di hati mu? Apa diam menyelesaikan masalah? Kau tahu, sifat mu ini sudah lama menyakiti dirimu sendiri!” pedas yesung, kemudian ia beranjak pergi keluar uks, meninggalkan ku.
Contohnya saja, saat Yesung berrmain basket Yoona menunggunya di pinggir lapangan dengan botol air minum yang Yoona pegang, sesekali Yesung menghampiri Yoona, Yoona pun memberikan botol padanya, sebelum yesung kembali ke lapangan Yesung mengacak-acak rambut Yoona untuk mengajaknya bercanda. Saat melihat itu, aku langsung berlari ke gedung olahraga hanya sekedar untuk bertriak sekuat-kuatnya.
setiap hari, di jam istirahat sekolah, mereka selalu ke kantin berdua, Yesung selalu membagi makananya pada Yoona, aku hanya bisa meremas-remas sendokku hingga bengkok, jika sudah tak tahan, aku kembali ke gedung olahraga untuk berteriak.
pernah yoona terkilir kakinya saat jatuh bersamaku di sekolah, dengan tampang cemas yesung menggendongnya ke uks, saat aku melihat perhatian yesung terhadap yoona di uks aku memilih ke gedung olahraga lagi.
Masih banyak yang Yesung lakukan untuk Yoona, Tapi aku tak mau menceritakanya. Jujur aku cemburu, sangat cemburu.
Pada akhirnya, aku sedikit menghindari Yoona, maksudku menghindar dari kebahagian yang mereka rasakan di atas penderitaanku. Aku rasa, Yoona juga menyadari perubahan sikapku.
Suatu hari, Yoona berkunjung ke rumahku. Aku gak nyangka umma bilang ke Yoona kalo aku satu minggu mengurung diri di kamar. Aish, umma malu-maluin aja.
“lu sakit? Pantesan di kelas lu jadi pendiem” kata Yoona
“gue gak sakit kok” jawab ku
“terus? Kenapa lo kayak gini sih Moon?” desak Yoona “kalo lo ada masalah, kan lo bisa ngomong am gue, ngapain lu pendem sendiri? Lu mah kebiasaan” tambahnya
aku hanya diam
Yoona masih menunggu aku berbicara “Moon, lu masih gak mau cerita nih? Gue lama-lama sebel deh kalo lo tertutup kayak gini” kata Yoona
aku sadar Yoona sedikit marah “beneran gak ada apa-apa sayang” kataku
Yoona memalingkan wajahnya dari ku, yaaaaelah dia beneran ngambek
“gu-gue gak tau gue kenapa Na. gue lagi ngerasa bimbang, uring-uringan rasanya, gue gak tau gue kenapa” jawabku
yoona pun menoleh ke arahku “itu karna lo gak mau jujur ama diri lo sendiri. Kalo lo mau jujur ama perasaan lo, lu bakal tau uring-uringan lo ini kenapa”
aku pun diam, mencerna perkataan Yoona. Benar apa kata Yoona, aku tidak jujur pada diriku sendiri, aku tak mau mengakui bahwa aku mencintai Yesung dan aku tak mau mengakui bahwa aku iri pada Yoona, aku pun tak mau mengaku bahwa aku sudah cemburu pada Yoona.
Yoona membuyarkan lamunanku “hey... lu kenapa ngelamun say?” tanya Yoona
“ah engga.... oh ya lo mau minum apa, biar gue ambilin” tawarku
Yoona meminta segelas coklat hangat padaku, aku pun beranjak hendak keluar kamar. Tapi, aku melihat Yoona mengambil buku seketsa ku yang aku letakan di atas meja belajarku.
“JANGAN.....!” seruku sambil merebut buku ku dari tangan Yoona
Yoona heran padaku “elo kenapa sih? gue kan belum pernah liat buku lu yang itu” tangan Yoona hendak meraih buku miliku.
aku menyerongkan badanku dari Yoona
“oh.. lu ngajak gue ribut ya... he he he” kata Yoona,
Apa yoona tidak melihat mimik serius di mukaku? Kenapa dia malah menggodaku, mengajak ku bercanda dengan merebut buku milikku ini. Sumpah, aku gak mau Yoona melihat gambar miliku ini, Aku berusaha menghindarinya, memegang erat-erat bukuku agar tak lepas, tapi Yoona memaksaku. Aku tak sadar aku mendorong Yoona hingga terduduk di lantai kamarku, Yoona menatapku heran.
“sudah ku bilang kan, kenapa kau tetap memaksa?” kataku “Maaf kan aku Yoona, cepat bangun...” aku menjulurkan tanganku pada Yoona.
Yoona mengulurkan tangan putihnya, tapi bukan pada tanganku, Tangan Yoona mengambil selembar kertas yang terjatuh di bawahku. Aku menyadarinya, kertas itu sudah kurebut jika tangan Yoona tidak menangkis tanganku.
“A-apa ini....” tanya Yoona padaku
Apa yang harus aku katakan padanya saat dia melihat seketsa wajah Yesung yang aku buat. Aku bungkam. Yoona mengambil buku itu dari tanganku, melihat lembar demi lembar seketsa wajah Yesung di dalamnya.
“apa yang aku lihat ini Moon?” desaknya padaku “kau mencintai Yesung-oppa... ha? sejak kapan? kenapa kau membuat seketsa wajahnya?” tanya yoona
aku masih diam menahan air mata
“ Apa kau mencintainya??? Jawab aku!” tajam Yoona padaku
aku tersentak saat Yoona bertriak padaku
Yoona masih menginrogasiku “kenapa diam saja? Jawab aku, hiks”
“mianeyo Yoona... mianeyo.... hiks hiks” kataku
Yoona menggeleng kan kepalanya “kau anggap aku ini apa? Kenapa kau tega menutupi ini dariku? Hiks” kata Yoona, kemudian beranjak begitu saja meninggalkanku.
tubuhku lemas, aku jatuh terduduk di samping ranjangku. Aku begitu menyesali perbuatanku ini tapi mau bagaimana lagi, yoona sudah mengetahuinya aku pun hanya bisa menangis.
sejak malam itu aku dan Yoona tidak pernah mengobrol, walaupun kami satu bangku Yoona seperti tak menganggapku. Dia tak mendengarkanku saat aku berbicara padanya. Yoona benar-benar marah.
kehilangan sahabat lebih menyakitkan bagiku dari pada kehilangan pacar. Aku tidak cukup pandi bergaul, maka dari itu aku tidak punya banyak teman, tapi tidak masalah bagiku aku sudah memiliki satu sahabat yang sangat aku percaya,hanya Yoona, bagiku itu sudah cukup. Aku tak tau harus dengan apa aku meminta maaf padanya. Aku stres memikirkannya.
suatu siang di jam istrahat sekolah. Aku lebih memilih ke gedung olahraga dari pada ke kantin untuk makan siang, aku tidak merasa lapar semenjak kemarin malam. Aku membawa salah satu bangku di sana, aku rapatkan bangku itu di salah satu tembok, sebenarnya dulu aku pernah menyembunyikan jepit Yoona di salah satu fentilasi udara gedung, Dan sekarang aku ingin mengembalikanya.
Entah ada apa denganku, kepalaku tiba-tiba pusing, badanku berkringat dingin, tubuhku lemas seolah tak ada tenaga lagi untuk berdiri, aku pun kehilangn keseimbangan, dan hanya hitam pekat yang aku lihat.
Beberapa menit kemudian, di ruang UKS
Untuk sesaat aku tak ingat dan merasakan apa-apa, Aku membuka mataku dengan menahan pusing yang lumayan sakit rasanya, aku mengedip-ngedipkan mata untuk mempertajam penglihatanku. Aku melihat Yesung duduk di kursi tak jauh dari tempatku berbaring.
“kau sudah sadar?” tanyanya padaku
“kau yang membawaku kemari?” tanyaku balik
Yesung menjawab “aku tidak sengaja lewat”
hening menemani kami beberapa saat
“apa yang terjadi antara kau dengan Yoona?” pertanyaan yesung yang tiba-tiba mendesakku
Aku diam tak menjawab
“apa yang membuat yoona begitu marah padamu?” Tanya Yesung lagi
aku masih diam,
Yesung juga masih menunggu jawaban dariku
“diam, apa hanya itu yang kau bisa?” tajam yesung padaku “apa sifatmu yang seperti itu menguntungkan untuk mu? Kenapa kau tidak mau mengatakan apa yang ada di hati mu? Apa diam menyelesaikan masalah? Kau tahu, sifat mu ini sudah lama menyakiti dirimu sendiri!” pedas yesung, kemudian ia beranjak pergi keluar uks, meninggalkan ku.
Aku sendiri tidak mengerti, kenapa aku terlalu banyak diam? Hati
ku ingin sekali mengatakan, aku lah yang salah, aku sudah salah mencintaimu
Yesung, aku tau kau tak pernah menyukaiku, tapi kenapa aku terus saja berharap
padamu. Kini apa lagi yang sudah aku perbuat, sahabatku begitu marah padaku
karna ke egoisanku sendiri, yang hanya memikirkan kebahagianku. Tanpa mau
mencoba merelakan kebahagian untuk kedua orang yang aku sayangi.
sekali lagi, aku hanya bisa menagis.
tak lama terdengar, suara menyapaku di balik pintu uks, aku kenal suara itu, yah itu Kangin-oppa
“apa kau baik-baik saja? Aku di beritahu seseorang bahwa kau pingsan di sekolah” jelas Kangin yang sudah duduk di sampingku
“oppa bawa aku pulang, hiks”
“apa perlu kita ke dokter?” tanya kangin
aku mengelengkan kepalaku, Kangin-oppa menggendongku ke mobilnya dan kami pun pulang.
Malam itu, kangin oppa menginap di rumahku, karna umma sedang keluar negri untuk pekerjaan bisnis. Semenjak Umma dan appa berpisah, aku dan kangin oppa jarang sekali bertemu. Aku ikut dengan umma, dan kangin-oppa ikut dengan appa.
sekali lagi, aku hanya bisa menagis.
tak lama terdengar, suara menyapaku di balik pintu uks, aku kenal suara itu, yah itu Kangin-oppa
“apa kau baik-baik saja? Aku di beritahu seseorang bahwa kau pingsan di sekolah” jelas Kangin yang sudah duduk di sampingku
“oppa bawa aku pulang, hiks”
“apa perlu kita ke dokter?” tanya kangin
aku mengelengkan kepalaku, Kangin-oppa menggendongku ke mobilnya dan kami pun pulang.
Malam itu, kangin oppa menginap di rumahku, karna umma sedang keluar negri untuk pekerjaan bisnis. Semenjak Umma dan appa berpisah, aku dan kangin oppa jarang sekali bertemu. Aku ikut dengan umma, dan kangin-oppa ikut dengan appa.
Kangin-oppa sudah mengetuk pintu kamarku pagi-pagi,
“saeng, apa kau sudah bangun?” *tok,tok,tok*
aku menjawab dari dalam “Ne... kau yang membangun kan ku oppa”
aku pun membuka pintu,
“Ng, oppa ap yang kau lakukan?” heranku melihat Kangin-oppa memunggungiku.
“oppa....” seruku sambil menarik-narik bajunya
kangin pun membalikan badanya, aku terkejut oleh nyala lilin di atas kue tart yang kangin pegang “happy birthday to you... happy brithday to you..” kangin oppa menyanyikan lagu itu untuk ku hingga selesai, aku terharu dan tak mampu membendung air mata.
“sebenarnya aku ingin memberikanya saat tengah malam, tapi aku takut mengganggu istirahatmu” jelas kangin-oppa
“gomawoyo oppa, hiks” kataku
“apa aku yang pertama mengucapkanya?” tanya Kangin
aku mengangguk “kau selalu yang pertama oppa, hiks”
“anak cengeng, sudah sekarang tiup lilinnya”
aku mengambil ancang-ancang, bibirku menguak namun tangan kangin menahan mulutku, hingga aku mendelik ke arahnya, apa maksudnya?
“make a wish” pelan kangin-oppa
aku memejamkan mata dan berdoa dalam hati, Ya Tuhan terimaksih aku masih hidup hingga saat ini, aku mohon kembalikan sahabatku. Aku tak mau jauh darinya. Dan untuk yesung, semoga aku bisa melupakanya, aku ingin dia bahagia dengan cinta sejatinya.
aku pun meniup lilin itu,
“ini ada bingkisan untukmu, aku menemukanya di pagar rumah” kata Kangin-oppa
aku membuka bingkisan itu, dan melihat isi dalamnya
Kangin masih berbicara padaku “kau mau kado apa dariku, biar aku belikan”
aku masih sibuk dengan bingkisan di tanganku “oppa aku harus segera pergi” kataku smabil menutup pintu *blam*
“a-apa dia tidak mau kado dariku?” heran Kangin
Hari ini adalah hari minggu, aku pergi menuju rumah Yoona karna aku tahu bingkisan tadi darinya.
saat tiba di rumahnya, ibu yoona mengantarku ke ruang tari Yoona, yah aku tahu, yoona pasti sedang menari balet. Saat sampai, aku hanya berdiri di pintu melihat yoona menari.
“aku mempunyai satu sahabat yang tarianya seindah ini” kataku pada Yoona, kemudian aku berjalan mendekatinya. Tapi Yoona mengacuhkanku
aku berdiri di depan yoona yang sedang menari
“lihat ini, aku memakainya” kataku girang sambil menunjukan gelang dari yoona yang aku pakai, tapi yoona tak melihatku sedikitpun,
“gomawoyo... Yoona aku sangat menyukainya^^ oh ya aku bawakan kue ulang tahunku” aku mengeluarkan tuperware dari dalam tasku, Yoona masih mengacuhkanku
“ini potongan pertamaku, aku tidak memberikanya pada oppa, umma atau pun appa. Ini khusus untukmu” lirihku, kali ini aku berhasil membuat yoona terhenti, dan kini dia sedang menatapku.
“asalkan kita tetap bersahabat, aku akan melupakan Yesung... Yoona ku mohon, makanlah kue ku ini hiks, ayolah...” aku tertunduk menyembunyikan air mataku,
Yoona langsung memelukku “kenapa kau bodoh sekali... bukan itu maksudku, hiks” kata Yoona yang ikut menangis
“mianeyo yoona... mianeyo... hiks” kataku
“aku juga minta maaf...” balas Yoona, kemudian Yoona melapaskan ku dari pelukanya, dia memegang pundakku
“kau tau, kenapa aku marah padamu?” tanya Yoona padaku
aku mengangguk
“itu bukan karna kau mencintai Yesung” kata Yoona “tapi karna sikap tertutupmu padaku” tambahnya
aku hanya diam dan mendengarkan Yoona
kemudian Yoona bertanya lagi padaku “apa artinya aku bagimu Moon?”
“sahabat...” jawabku
“hanya itu?” tanya yoona
“kau sudah seperti sodaraku, Yoona”
ada raut kesal di wajah manis yoona “lalu kenapa kau tidak mau memberi tahu ku bahwa kau mencintai Yesung, aku sudah tau sebelum aku melihat seketsa wajah Yesung. Aku bisa melihatnya dari beberapa gambarmu yang lain, dan dari caramu memandang yesung, aku sudah tau semuanya Moon, tapi kenapa saat aku menanyakanya kau selalu tidak jujur padaku...?”
“ma-maafkan aku...” lirihku
Yoona mengambil nafas panjang “aku hanya ingin kau mengungkapkan perasaanmu. Jangan bohongi dirimu sendiri moon, itu akan menyakitimu...”
Yoona belum selesai “ sekarang katakan padaku, bagaimana perasaanmu pada Yesung” pelan Yoona
“a-aku memang mencintainya, bahkan aku sangat mencintainya” kataku “aku mencintainya sejak aku kelas tiga SD, saat dia memberikan pensilnya padaku, hanya karna aku menagis, sejak itu lah aku mencintainya hingga saat ini. Aku tau Yesung tidak pernah mencintaiku, dan aku tidak mau membuat dia canggung dan menjauh dariku, karna dia tahu aku menyukainya, karna bagiku aku sudah bahagia saat aku bisa melihatnya tertawa dari dekat. Yoona maaf kan aku?” kataku sambil melihat ekspresi wajah Yoona.
Yoona menjawab “untuk apa kau minta maaf? Lagi pula perkataan mu tadi tidak benar”
“apa maksudmu” tanyaku
Yoona tersenyum padaku “Kau tahu? Yesung juga mencintaimu, ...”
apa yang dia katakan? Apa Yoona sedang berbohong padaku? Tanyaku dalam hati
“aku minta maaf, aku telah membohongimu. Sebenarnya aku tidak pernah berpacaran dengan Yesung” kata Yoona
“apa...? apa yang kau bicarakan?”
Yoona pun mulai menjelaskan “Dengar, kau tau kenapa Yesung menolongmu di toilet saat kau terpleset? Dia mengikutimu, dia ingin melihat apa reaksimu saat mendengar kami berpacaran. Begitu juga saat kau ke gedung olahraga dan pingsan, di sana. Yesunglah yang menggendongmu ke uks, kalau bukan karna yesung yang saat itu mengikutimu, pasti tidak ad yang tahu kau pingsan di situ. Sebenarnya saat perlombaan menyanyi, aku sengaja menumpahkan minumanku ke bajumu, itu aku lakukan agar kau memakai gaun putih yang yesung belikan untukmu. Kau lihatkan wajah yesung saat kau naik ke panggung? Mengenai dansa itu juga, ku rasa itu akal-akalan Yesung dan Kyuhyun-sonsengnim saja. Yesunglah yang merencanakan ini semua, dia menyuruhku berpura-pura menjadi pacarnya, agar kau cemburu, dan kau mau mengakui jika kau memang mencintainya. Dan nampaknya ini berhasil huehehe” jelas yoona panjang lebar, luas alas di kali tinggi
“kyaaaa.......!!! ke-kenapa kalian tega sekali padaku?” umpatku
@@@
Sore hampir petang waktu itu, aku keluar dari rumah Yoona,
aku masih tidak percaya apa yang aku dengar hari ini, benarkah yesung mencinta
ku? He he he
aku meneruskan jalanku, menyusuri trotoar. Tak lama ada seseorang dengan sepedahnya menghampiriku dari belakang
“perlu tumpangan?” kata Yesung
aku kaget melihatnya saat itu, “a-anio....” jawabku malu
“tidak....? Baiklah jalgayo.....” kata Yesung sambil berlalu. Dia menghilang di persimbangan depan.
aahh, pabo! Pabo! Kenapa aku bilang tidak? Sebenarnya aku ingin naik sepedah bersamanya, haah bodohnya aku. Tapi, apa yang sedang dia lakukan di sini? Hmmm entah lah.
aku melanjutkan perjalananku, namun di persimpangan depan itu, aku melihat Yesung berhenti, entah apa yang ia tunggu, apa ban sepedahnyaa kempes?
“Ada apa? Kenapa berhenti di sini?” tanyaku pada Yesung
Yesung menatapku “ayo pergi, aku akan mengajakmu ke suatu tempat?”
“a-apa?”
Yesung menyuruhku naik di belakang sepedahnya, dengan canggung aku berdiri di belakangnya, memegangi kedua pundaknya. Kemudian dia mengayunkan sepedahnya dan membawaku.
Sepanjang jalan aku dan Yesung tidak mengobrol, mungkin kami menjadi canggung, Aku tidak tahu dia akan membawaku kemana, yang jelas aku tahu tempat ini masih di sekitar rumahku.
dan tiba lah kami di sebuah tempat, aku baru sadar ini bukit yang selalu aku lihat dari jendela kamarku.
“untuk apa kita kesini?” tanyaku pada yesung
tangan Yesung menunjuk ke atas langit “lihat disana!”
aku pun mendongak ke atas, Ini pertama kalinya aku melihat jutaan bintang seindah ini, aku tersenyum tertegun.
“kau pernah ke sini sebelumnya?” tanya yesung
aku menggeleng “tidak, aku baru tahu ada tempat eindah ini”
“kau suka? Apakah kau suka bukit bintang ini?” tanya yesung
aku mengangguk, dan kembali melihat jutaan bintang di atasku
“selamat ulang tahun Moon” pelan yesung padaku
aku perpaling padanya, dia pun menatapku. Kemudian dia mengeluarkan isi kantung celananya
“ini untukmu” katanya
aku diam termenung, melihat apa yang ia sodorkan padaku
“tadinya aku tidak mau membelinya, tapi penjaga toko itu bilang. Jika seorang gadis memakai giwang yang aku berikan ini, gadis itu tak akan lari dariku” katanya sedikit malu
aku tak sadar yesung sudah merendahkan badanya, dan memakaikan giwang itu di kakiku.
“lihatlah...” kata yesung “kau suka?” tanyanya padaku soal giwang di yang menghiasi kakiku
aku pun mengangguk
Yesung kembali mengarahkan tatapannya pada jutaan bintang di atas sana
“a-aku... aku...” kataku ragu
Yesung melihatku
“saranghaeyo oppa... sudah lama sekali aku ingin mengatakanya, aku sudah mencintaimu sejak dulu, sejak pertama kali kau memberikan pensilmu padaku, dan sampai saat ini aku masih sangat mencintaimu hiks” kataku ,
“aku sudah tahu, cengeng...” pelan Yesung “bahkan aku sudah mencintai mu saat aku melihatmu menangis hanya karna sebuah pensil” Yesung menghapus air mataku dengan tangannya, dan kemudian dia menggenggam tangan kiri ku dengan erat.
“aku minta maaf, karna aku sudah membohongimu” tambahnya lagi
Yesung menujuk satu bintang padaku “lihat bintang itu, bintang itu adaalh bintang yang paling terang, kau bisa melihatnya?” dan ia pun tersenyum.
Bukan, itu bukan bintang yang paling terang. Bagiku bintang yang paling terang adalah bintang yang kini berada di sampingku. Yesung aku sangat mencintaimu.
THE AND .... np: Cinta Gila-T2
aku meneruskan jalanku, menyusuri trotoar. Tak lama ada seseorang dengan sepedahnya menghampiriku dari belakang
“perlu tumpangan?” kata Yesung
aku kaget melihatnya saat itu, “a-anio....” jawabku malu
“tidak....? Baiklah jalgayo.....” kata Yesung sambil berlalu. Dia menghilang di persimbangan depan.
aahh, pabo! Pabo! Kenapa aku bilang tidak? Sebenarnya aku ingin naik sepedah bersamanya, haah bodohnya aku. Tapi, apa yang sedang dia lakukan di sini? Hmmm entah lah.
aku melanjutkan perjalananku, namun di persimpangan depan itu, aku melihat Yesung berhenti, entah apa yang ia tunggu, apa ban sepedahnyaa kempes?
“Ada apa? Kenapa berhenti di sini?” tanyaku pada Yesung
Yesung menatapku “ayo pergi, aku akan mengajakmu ke suatu tempat?”
“a-apa?”
Yesung menyuruhku naik di belakang sepedahnya, dengan canggung aku berdiri di belakangnya, memegangi kedua pundaknya. Kemudian dia mengayunkan sepedahnya dan membawaku.
Sepanjang jalan aku dan Yesung tidak mengobrol, mungkin kami menjadi canggung, Aku tidak tahu dia akan membawaku kemana, yang jelas aku tahu tempat ini masih di sekitar rumahku.
dan tiba lah kami di sebuah tempat, aku baru sadar ini bukit yang selalu aku lihat dari jendela kamarku.
“untuk apa kita kesini?” tanyaku pada yesung
tangan Yesung menunjuk ke atas langit “lihat disana!”
aku pun mendongak ke atas, Ini pertama kalinya aku melihat jutaan bintang seindah ini, aku tersenyum tertegun.
“kau pernah ke sini sebelumnya?” tanya yesung
aku menggeleng “tidak, aku baru tahu ada tempat eindah ini”
“kau suka? Apakah kau suka bukit bintang ini?” tanya yesung
aku mengangguk, dan kembali melihat jutaan bintang di atasku
“selamat ulang tahun Moon” pelan yesung padaku
aku perpaling padanya, dia pun menatapku. Kemudian dia mengeluarkan isi kantung celananya
“ini untukmu” katanya
aku diam termenung, melihat apa yang ia sodorkan padaku
“tadinya aku tidak mau membelinya, tapi penjaga toko itu bilang. Jika seorang gadis memakai giwang yang aku berikan ini, gadis itu tak akan lari dariku” katanya sedikit malu
aku tak sadar yesung sudah merendahkan badanya, dan memakaikan giwang itu di kakiku.
“lihatlah...” kata yesung “kau suka?” tanyanya padaku soal giwang di yang menghiasi kakiku
aku pun mengangguk
Yesung kembali mengarahkan tatapannya pada jutaan bintang di atas sana
“a-aku... aku...” kataku ragu
Yesung melihatku
“saranghaeyo oppa... sudah lama sekali aku ingin mengatakanya, aku sudah mencintaimu sejak dulu, sejak pertama kali kau memberikan pensilmu padaku, dan sampai saat ini aku masih sangat mencintaimu hiks” kataku ,
“aku sudah tahu, cengeng...” pelan Yesung “bahkan aku sudah mencintai mu saat aku melihatmu menangis hanya karna sebuah pensil” Yesung menghapus air mataku dengan tangannya, dan kemudian dia menggenggam tangan kiri ku dengan erat.
“aku minta maaf, karna aku sudah membohongimu” tambahnya lagi
Yesung menujuk satu bintang padaku “lihat bintang itu, bintang itu adaalh bintang yang paling terang, kau bisa melihatnya?” dan ia pun tersenyum.
Bukan, itu bukan bintang yang paling terang. Bagiku bintang yang paling terang adalah bintang yang kini berada di sampingku. Yesung aku sangat mencintaimu.
THE AND .... np: Cinta Gila-T2
Kisah ini, cuaman fiktif, temanya sih aku karang dari hidupku
sendiri. Yah, aku pernah suka sama seseorang sejak aku kelas 3 SD, tapi sialnya dia jadian ama sahabatku di smp/sma (aku lupa), tapi nasibku
tak seberuntunng Moon Geun Yoong yang
bisa meraih cintanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar